Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedubes Negara Sahabat Kunjungi Panti Sosial di Grogol Tempat Pasien ODGJ Mencoblos

Kompas.com - 14/02/2024, 13:35 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan besar (Kedubes) dan penyelenggara pemilu negara sahabat mengunjungi Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, tempat para orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) menggunakan hak pilihnya.

Pantauan Kompas.com di lokasi, mereka tiba dengan menumpang dua bus. Tak lama, para staf hingga duta besar (dubes) melihat proses pencoblosan yang tengah berlangsung.

Koordinator Delegasi Indonesia Election Visit Program (IEVP) 2024 Robby Leo August menjelaskan, kedatangan dubes dan penyelenggara pemilu negara sahabat telah berlangsung sejak 2014.

Untuk tahun ini, setidaknya ada 25 orang yang mendatangi Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3.

Baca juga: Kompak Pakai Baju Pink, Para ODGJ di Panti Sosial Grogol Gunakan Hak Pilihnya

"Setiap pemilu dari 2014, termasuk pilkada serentak pun sudah kami lakukan dengan mengundang pegiat-pegiat pemilu dari luar negeri, seperti KPU-nya pemilu di negara-negara yang kami undang," ujar Robby saat ditemui di lokasi, Rabu (14/2/2024).

Dia mengungkapkan, panti sosial ini menjadi tempat tujuan kunjungan dengan alasannya pemilihnya merupakan ODGJ.

"Agar mereka (para peserta) bisa melihat bahwa kami juga secara peraturan yang berlaku mempersilakan orang yang bergejala khusus atau gangguan jiwa untuk memilih," papar Robby.

Baca juga: 250 ODGJ di Panti Sosial Grogol Petamburan Nyoblos Tanpa Pendampingan Dokter

Tak sembarangan, petugas yang bertugas pun dilatih secara khusus untuk pemilu tahun ini.

"Mereka mendapat training langsung dari pengurusnya melalui informasi yang disampaikan KPPS," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 Asta Devin Loriana menyampaikan, warga binaan yang menjadi daftar pemilih tetap (DPT) adalah pasien yang telah didata pemilu 2019. Setidaknya ada 250 pasien ODGJ yang termasuk DPT.

"Jadi (pemilih) yang sekarang itu hasil skrining dari dokter jiwa lima tahun lalu, kemudian disimpan namanya menjadi DPT untuk tahun 2024," ungkap Asta.

"Dasarnya ada skrining dari dokter jiwa. Menurut KPU, tahun 2024 ini mereka tidak didampingi dokter jiwa," tambah dia.

Baca juga: Melihat Suasana Pencoblosan di Rutan Salemba, TPS Dibuat di Tengah Bilik-bilik Penjara

Asta menyebut pihak panti sosial sebelumnya telah menyosialisasikan pasangan calon capres-cawapres dan calon anggota legislatif kepada para pasien. Sehingga mereka bisa mengenali dan memilih capres-cawapres maupun caleg.

"Salah satunya pengenalan lingkungan luar itu kami ada berdasarkan silabel, kami ada pengenalan lingkungan luar karena banyak (caleg). Mungkin enggak seluruhnya caleg DPD, DPR, DPRD. Tetapi, paling tidak itu yang mereka lihat," tuturnya.

Warga sekitar yang termasuk dalam TPS di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 juga ikut mencoblos di tempat yang sama. Setidaknya, ada tiga TPS yang disediakan untuk warga RT 015 RW 022, Kelurahan Wijaya Kusuma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com