Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdengar Suara Ribut-ribut Sebelum Penemuan Mayat Laki-laki di Indekos Beji Depok

Kompas.com - 17/02/2024, 18:43 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polres Depok Kompol Suardi Jumaing mengatakan, seorang saksi mendengar suara ribut beberapa hari sebelum laki-laki berinisial IZ (41) ditemukan tewas di sebuah kamar kos di Beji, Kota Depok.

"Kalau menurut keterangan saksi kamar nomor 11 (tetangga), itu dia mendengar suara ribut," ujar Suardi kepada Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).

Suardi menambahkan, saksi hanya mendengar ada suara cekcok mulut dari kamar korban.

Baca juga: Polisi Periksa 3 Saksi Baru Terkait Kasus Penemuan Mayat di Indekos Beji

"Cuma mendengar suara orang saling berbalas omongan, untuk indikasi pemukulan dan lainnya, saksi juga tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena dia di kamar sebelah," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang laki-laki berinisial IZ (41) ditemukan tak bernyawa di kamar Indekos Azizan, Beji, Kota Depok, Kamis (8/2/2024).

Saat pertama kali ditemukan, korban diduga sudah meninggal sekitar lima hari. Sebab, kaki korban saat ditemukan sudah membengkak.

Selain itu, di lehernya ditemukan juga luka terbuka di kedua sisinya. Atas dasar itu, Polisi menduga IZ merupakan korban pembunuhan.

Baca juga: Polisi Duga Pria yang Ditemukan Tewas di Indekos Depok Dibunuh

Menurut keterangan penjaga indekos Mursalih (61), sebelum tewas, IZ sering berkumpul bersama sejumlah temannya di kamar kosnya.

"Jadi IZ memang sering kumpul sama teman-temannya, ada kayaknya 4-5 orang," kata Mursalih.

Mursalih mengungkapkan, IZ bersama kawanannya sering minum minuman keras (miras) di kamarnya.

"Kayaknya pas hari Sabtu lalu juga masih ada yang datang," ungkap Mursalih.

Baca juga: RS Polri: Ada Luka Terbuka di Leher Pria yang Ditemukan Tewas di Indekos Depok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com