Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Beras Naik, Warteg di Cawang Tak Layani Pelanggan yang Hanya Beli Nasi Putih

Kompas.com - 20/02/2024, 06:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga beras yang kian melonjak membuat sebuah warteg di Cawang, Kramatjati, Jakarta Timur, tak bisa melayani pelanggan yang hanya ingin membeli nasi putih saja.

"Sekarang saya enggak bisa jual nasi putih lagi. Kalau beli nasi putih saja enggak bisa, enggak masuk keuntungan," ujar Dewi (28), pegawai warteg di Cawang, Senin (19/2/2024).

Jika pelanggan tetap memaksa, mereka harus membayar Rp 6.000 seporsi. Harga sebelumnya adalah Rp 5.000.

Baca juga: Beras Mahal, Warung Nasi Nung Pertahankan Harga Seporsi Makanan untuk OB dan Ojol

Sementara harga bagi yang makan di tempat dan turut membeli lauk, harga sepiring nasi tetap terhitung Rp 5.000. Namun, ada pengurangan porsi.

"Nyiasatinnya enggak jual nasi saja, dan porsi nasinya (untuk yang makan di tempat) dikurangin. Kalau harga naik, pelanggan pada pergi," jelas Dewi.

Selain harga beras, harga bahan baku untuk sebagian besar menu di warteg Dewi juga meningkat. Misalnya saja, satu ekor ayam kini dihargai Rp 52.000.

Kemudian satu papan tempe menjadi Rp 7.000-Rp 8.000, dan cabai keriting Rp 80.000-Rp 95.000 per kilogram.

Namun, menurut Dewi, langkah paling efektif agar usaha warteg tetap bertahan di tengah kenaikan harga beras adalah dengan menaikkan harga jual.

"Enggak, ragu sih buat nurunin porsi dan khawatir ada pelanggan yang 'ngeh'. Soalnya sudah banyak berita soal beras naik, seharusnya pelanggan sudah ngerti," ujar dia.

Mengurangi porsi

Berbeda dengan Dewi, Puci (27), pegawai warteg di daerah Condet, Jakarta Timur lebih memilih untuk mengurangi porsi nasi putih yang dijual, demi menyiasati kenaikkan harga beras.

Menurut dia, pengurangan dilakukan untuk menyesuaikan porsi dengan harga beras saat ini.

"Kalau harga nasi dinaikin, misal seporsi Rp 5.000 dan dinaikkan Rp 1.000, pelanggan pada komplain. Susah juga, jadi mending dikurangin porsinya," tutur dia di tempat kerjanya, Senin.

Biasanya, sepiring nasi seharga Rp 5.000 mencakup 2,5 centong nasi. Kini, pelanggan hanya mendapat 2 centong nasi saja.

Baca juga: Beras Mahal, Harga Makanan di Warung Nasi Nung Tidak Berubah

Sementara lauk, porsinya tetap. Pemilik warteg hanya mengarahkan pengurangan porsi nasi saat harga beras melejit.

"Rata-rata, pelanggan bilang enggak mau harga nasi dinaikin. Pada komplain 'kok mahal banget?'. Padahal kan apa-apa mahal semua sekarang. Jadi porsinya dikurangin saja, kalau harga naik takut pelanggan kabur," terang Puci.

Menaikkan harga jual

Sementara itu, Norma (33), penjual makanan rumahan di Duren Sawit mengaku sempat mengurangi porsi nasi yang diberikan ke pelanggannya.

Namun, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan langkah itu. Menurut Norma, siasat yang lebih tepat adalah meningkatkan harga jual.

"Mikir lagi, kalau porsi dikurangin, takut orang-orang enggak kenyang. Mau enggak mau, saya naikin harga. Kalau enggak dinaikin, takut enggak ketemu (balik modal)," tutur Norma saat dihubungi, Senin.

Sebagai contoh, paket ayam geprek yang sebelumnya seharga Rp 25.000 menjadi Rp 26.500.

"Yang pakai nasi saja (menu) yang harganya naik, sama harga nasi satuan yang tadinya Rp 5.000 seporsi jadi Rp 6.000," kata Norma.

Baca juga: Harga Beras Naik 4 Kali dalam Sebulan, Pemilik Warung Nasi: Pusing Banget!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Pemprov DKI Diminta Prioritaskan Warga Jakarta dalam Rekrutmen PJLP dan Tenaga Ahli

Megapolitan
Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Polisi Kesulitan Identifikasi Pelat Motor Begal Casis Bintara di Jakbar

Megapolitan
Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Parkir Sembarangan Depan Toko, Sebuah Mobil Dilakban Warga di Koja

Megapolitan
Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Terminal Bogor Tidak Berfungsi Lagi, Lahannya Jadi Lapak Pedagang Sayur

Megapolitan
Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Duga Ada Tindak Pidana, Kuasa Hukum Keluarga Mayat di Kali Sodong Datangi Kantor Polisi

Megapolitan
Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar 'Video Call' Bareng Aipda Ambarita

Dijenguk Polisi, Casis Bintara yang Dibegal di Jakbar "Video Call" Bareng Aipda Ambarita

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com