Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Nurul Syaifudin, Usaha Tutup Akibat Covid-19 dan Kini Kembali Bangkit

Kompas.com - 03/03/2024, 08:49 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah seorang pengusaha di bidang konveksi dan event organizer di Cakung, Jakarta Timur, Nurul Syaifudin mengaku tidak stres meski usahanya sempat terpuruk akibat Pandemi Covid-19 pada tahun 2019 silam.

"Enggak stres karena punya iman, kalau enggak ada iman sudah stres, dan mungkin pindah alam," ucap Nurul ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (3/2/2024).

Nurul merintis usaha konveksi bersama keluarganya kurang lebih selama 15 tahun. Namun, kehadiran Pandemi Covid-19 saat itu, membuat usahanya tutup sementara.

"Pernah kami tutup sementara karena kondisi pandemi Covid yang sangat tinggi," sambung Nurul.

Baca juga: DMI Bakal Gelar Muktamar Ke-VIII Setelah 2 Tahun Tertunda Gara-gara Covid-19

Menurut dia, usaha konveksinya bisa terpuruk di tengah Pandemi Covid-19, karena diterapkannya program Belajar dari Rumah (BDR), sehingga siswa tidak membutuhkan seragam.

Begitu pula dengan perkantoran yang harus membuat kebijakan work form home untuk karyawannya, sehingga tidak membutuhkan seragam lagi.

Kondisi tersebut yang membuat omset konveksi Nurul merosot drastis. Padahal menurutnya, banyak perusahaan yang setidaknya satu tahun sekali menggunakan jasa konveksinya untuk membuat seragam.

"Padahal setiap tahun sekali pasti ada. Tapi, karena Pandemi Covid-19 maka biaya untuk pembuatan seragam dialokasikan untuk pengobatan dan pemulihan," ungkapnya.

Baca juga: Sentil Andhi Pramono Terima Rp 80 Juta Saat Terpapar Covid-19, Jaksa KPK: Sakit Saja Dapat Uang

Bukan hanya usaha konveksinya yang merosot, usaha event organizer Nurul juga terpuruk akibat Pandemi Covid-19.

"Datangnya Pandemi Covid-19 membuat usaha kami terpuruk terutama di bidang event organizer, karena kebijakan dari Pemerintah di mana sekolahan atau perusahaan dilarang untuk mengadakan acara berkumpul," kata Nurul lebih detail.

Meski begitu, Nurul tak pantang menyerah. Di tengah kasus Pandemi Covid-19 yang mulai mereda, ia coba untuk bangkit dengan memproduksi produk sendiri berupa masker.

"Kami akhirnya membuat produk sendiri yang kami jual langsung ke konsumen," kata dia.

Berkat inovasi tersebut, di tahun 2023 keadaan usaha Nurul mulai membaik, dan mengalami kenaikan omset hingga 40%.

Saat ini, Nurul mulai mempekerjakan lagi para karyawannya, meski belum semua.

"Sekrang karyawannya lima orang, karena masih masa pemulihan," ucap Nurul sambil menutup wawancara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

BNNP DKI Jakarta Musnahkan 3.449,7 Gram Barang Bukti Narkotika

Megapolitan
Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Polisi: Besi Ribar yang Jatuh Mengenai Gerbong Kereta MRT

Megapolitan
Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Menantu di Jakbar Diduga Aniaya Mertuanya karena Permasalahan Pembayaran Gaji ART

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Bandar Narkoba di Pondok Aren Diduga Masih Dalam Pengaruh Sabu Sebelum Tewas Dalam Toren Air

Megapolitan
Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Operasional MRT Jakarta Dihentikan Sementara, Penumpang yang Sudah “Tap In” Bisa Minta Pengembalian Dana

Megapolitan
Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Fasilitas Publik di Jaktim Sudah Baik, tapi Masih Perlu Pembenahan

Megapolitan
MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

MRT Jakarta Pastikan Tidak Ada Korban Insiden Jatuhnya Besi Ribar ke Jalur Kereta

Megapolitan
KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

KPU Tidak Persoalkan Pemasangan Spanduk hingga Baliho Bacawalkot Bogor Sebelum Masuk Masa Kampanye

Megapolitan
Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Kaesang Digadang Jadi Cawagub Jakarta, Pengamat: Sekelas Ketua Umum dan Anak Presiden Minimal Cagub

Megapolitan
Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Penahanan Ditangguhkan, Eks Warga Kampung Bayam Kena Wajib Lapor

Megapolitan
Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Warga Dengar Suara Dentuman dan Percikan Api Saat Besi Crane Timpa Jalur MRT

Megapolitan
Pemprov DKI Bangun Saluran 'Jacking' untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Pemprov DKI Bangun Saluran "Jacking" untuk Atasi Genangan di Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Pemprov DKI Akan Bangun Jalan Tembus Kelapa Gading Timur sampai Terminal Pulo Gadung

Megapolitan
Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Soal Tapera, Pekerja: Gaji Saya Rp 5 Juta, Kalau Dipotong 3 Persen Mau Beli Rumah di Mana?

Megapolitan
Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Polisi Cek TKP Jatuhnya Besi Crane di Jalur MRT Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com