Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempitnya Jalan Arjuna Utara Jakbar, "Neraka" bagi Pejalan Kaki

Kompas.com - 06/03/2024, 07:18 WIB
Rizky Syahrial,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

"Sudah biasa jalan ke depan sana untuk naik transjakarta. Kurang lebih sudah tiga bulan selama kerja," kata Dewi di lokasi.

Dewi mengaku takut terserempet mobil karena sempitnya jalan dan tak ada trotoar bagi pejalan kaki.

"Sebenarnya takut terserempet karena jarak antara kendaraan yang lewat dan pejalan kaki sangat dekat," tutur dia.

Baca juga: Trotoar Jalan Dewi Sartika Bogor Dipenuhi PKL, Pejalan Kaki Harus Mepet ke Bahu Jalan

Dewi meminta agar lintasan pejalan kaki bisa lebih luas daripada yang sebelumnya.

Hal itu membuat lebih nyaman para pekerja yang jalan kaki melintasi kawasan ini.

"Ya bisa lebih luas gitu, ada jarak dan pembatas bagi pejalan kaki," kata dia.

Selain itu, sempitnya jalur pedesterian juga berisiko muncul tindakan kriminal.

"Nah, itu juga saya takut. Karena ngebut kan mobil dan motor, bisa jadi ada jambret," sahut Dewi.

Senada, pekerja lain bernama Nurul (26) meminta dibangun trotoar yang memisahkan antara pejalan kaki dan kendaraan di Jalan Arjuna Utara.

"Kalau bisa ada pembatas juga ya, trotoar dan pembatas. Agak takut kalau sampai terserempet mobil atau motor yang ngebut," ujar dia.

Baca juga: Trotoar Jalan Dewi Sartika Bogor Dikuasai PKL, Pejalan Kaki: Saya Harus Terbang?

Pekerja lainnya, Riswan (61), juga menginginkan hal sama.

Kata dia, resiko dijambret dan terserempet kendaraan jadi momok baginya saat berjalan di pinggir kawasan ini.

"Itu takut juga saya. Mau jalan pelan salah, mau kencang takut tersandung," ujar dia.

Apalagi, banyak penutup selokan yang longgar sehingga rentan apabila diinjak pejalan kaki.

"Banyak penutup saluran yang kendor juga kan, kalau salah langkah bahaya," imbuh Riswan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com