“Pendirinya secara ide Pak Sutiyoso menutup dan menjadikan JIC. Tapi, didukung oleh tokoh masyarakat dari MUI, dewan masjid, dan tokoh ormas,” jelas Paimun.
Baca juga: Masjid Al-Azhar Sediakan 700 Boks Takjil Gratis Selama Ramadhan
Karena mendapat banyak dukungan, tekad Sutiyoso membangun masjid di kawasan tersebut semakin bulat.
Sampai akhirnya, pada Oktober 2001, bangunan Masjid JIC mulai dirancang.
Sambil menunggu proses pembangunan masjid, pada 2002 sempat dilakukan studi banding empat negara untuk menentukan pengurusan dan manajemen organisasi yang tepat untuk Masjid JIC.
“Tahun 2002 dilakukan studi banding ke empat negara, seperti Prancis, Inggris, Mesir, dan Iran terkait untuk pengurusan, pengaturan manajemen organisasinya. Jadi, belajar dulu ke luar,” kata Paimun.
Setelah itu, pada 4 Maret 2003, Masjid JIC diresmikan oleh Sutiyoso.
Namun, untuk kepengurusannya baru ada sejak 5 Desember 2003.
Baca juga: Masjid Istiqlal Buka Pendaftaran Iktikaf Ramadhan, Jemaah Diseleksi dan Tak Pulang Selama 10 Hari
Sampai saat ini, Masjid JIC masih menjadi favorit warga Jakarta untuk berwisata religi.
Selain bisa beribadah sekaligus belajar sejarah, di depan Masjid JIC terdapat banyak pedagang.
Jadi, pengunjung yang datang ke masjid ini bisa sekaligus berwisata kuliner.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.