Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Bayar daripada Cari Mudik Gratis, Perantau: Ribet, Enggak Ngerti Internet

Kompas.com - 25/03/2024, 13:52 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua pedagang di Jakarta Selatan, Rustaman (58) dan Kanapi (52) memilih pulang kampung dengan menggunakan uang pribadi daripada mencari mudik gratis.

“Yang penting mah kita, ya sudah, yang bayar saja. Enggak apa-apa,” ujar Kanapi saat ditemui Kompas.com di rumah kontrakannya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (25/3/2024).

Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dua perantau di Ibu Kota asal Brebes, Jawa Tengah itu.

Menurut Rustaman, hari pemberangkatan mudik gratis tidak sesuai dengan ekspektasinya karena selalu mepet dengan Hari Raya Idul Fitri.

Baca juga: Dishub DKI Sebut Ada Peluang Buka Kembali Pendaftaran Mudik Gratis Lebaran 2024

Padahal, Rustaman sudah tidak sabar bertemu keluarga dan selalu menghindari kemacetan.

Rustaman juga sempat mencari tahu mengenai mudik gratis ke pedagang lain.

“Harus daftar dulu. Apalagi kan sekarang, online. Saya ngobrol sama pedagang balon, 'kamu pulangnya biasanya cari mudik gratis?', 'ah enggak. Saya pernah daftar, tapi ribet banget. Sekarang katanya harus online, entar berangkatnya di Monas, jauh',” kata Rustaman.

“Alasannya, kalau gratis kan ribet, naiknya juga jauh, bukan di dekat sinikan (Pasar Minggu),” timpal Kanapi.

Selain alasan tersebut, Kanapi juga mengaku tidak mengerti bagaimana cara mendaftar mudik gratis.

Oleh karena itu, ia memilih untuk mengeluarkan uang sendiri daripada kehabisan waktu mendaftar mudik gratis.

Baca juga: Mudik ke Garut Naik Motor, Warga Sisihkan Rp 3 Juta dari THR

“Ribet juga, enggak mengerti juga. Harus daftar di mana ini yang gratisan? Tahu (ada mudik gratis), tapi kan cara daftarnya bagaimana, enggak tahu,” ungkap Kanapi.

Saat ditanya apakah dia tidak memantau informasi mudik gratis melalui internet, Kanapi mengaku tidak pernah.

“Enggak, enggak tahu sih. Enggak main internet. Orang lulusan SD. Bagaimana tahu? Ya paling (ponsel) buat telepon, WhatsApp, nonton YouTube,” kata Kanapi.

“Kita kan yang penting, 'ah ini tanggal sekian kayaknya belum naik (tiketnya). Ah pulang ah'. Jadi, bebas gitu. Enggak mikirin mudik gratis juga,” tambah Rustaman.

Baca juga: Pilih Motor daripada Bus untuk Mudik ke Garut, Warga: Lebih Santai dan Bisa Nikmati Perjalanan

Menurut rencana, Rustaman dan Kanapi mudik ke kampung halamannya di Brebes, Jawa Tengah, menggunakan bus dari Perusahaan Otobus (PO) Sinar Jaya Pasar Minggu.

Rustaman memilih tanggal 29 Maret 2024 karena sudah tidak sabar bertemu keluarga, harga tiket belum naik, dan menghindari macet.

Sementara itu, Kanapi mengaku belum menetapkan tanggalnya. Ia memilih untuk berdagang terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemda DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com