Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pembacokan di Kampung Bahari Jalani Pemeriksaan dengan Tenang Usai Tewaskan Sepupu

Kompas.com - 28/03/2024, 14:12 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bella Renaldi (26) pelaku pembacokan di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara (Jakut) menjalani pemeriksaan dengan tenang usai menewaskan satu orang korban bernama Angga Saputra (26), pada Minggu, (24/3/2024).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakut, AKBP Hady Siagian mengungkapkan, pelaku sama sekali tidak terlihat tertekan usai melakukan perbuatan sadisnya.

“Enggak ada (terganggu psikis) dia dalam kondisi yang tenang setelah diamankan,” tutur AKBP Hady saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Kamis (28/3/2024).

Baca juga: Diejek Berkali-kali Jadi Penyebab Renaldi Gelap Mata dan Bacok Temannya di Kampung Bahari

“Pemeriksaan juga tenang, karena memang gelap mata dan emosi ia melakukan pembacokan,” sambungnya.

Hady mengatakan, pelaku gelap mata karena bukan untuk pertama kalinya diejek oleh korban.

“Ada ejek-ejakan dan itu sudah sering dilakukan,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Renaldi dan Angga sebenarnya masih memiliki hubungan keluarga.

Berdasarkan pemeriksaan, Angga dan Renaldi merupakan sepupu.

Baca juga: Pelaku dan Korban Pembacokan di Kampung Bahari Ternyata Punya Hubungan Keluarga

Namun, karena terlalu sering diejek, Renaldi merasa tak terima dan melakukan tindakan sadis kepada sepupunya tersebut.

Renaldi tak terima usai mendapat ejekan dari Angga ketika tengah berjualan kue keliling.

Saat itu, Angga mengejek Renaldi dengan kalimat ‘Masa abang-abangan dagang kue, mending dagang sabu aja’.

Pelaku yang tengah berdagang kue memutuskan untuk pulang ke rumah dan mengambil sebilah celurit.

Kemudian, ia langsung menghampiri Angga dengan mengendarai sepeda motor bersama sang kakak.

Saat melihat Angga di tengah jalan, Renaldi yang gelap mata langsung membacok bagian leher kanan korban.

Baca juga: Pemuda di Kampung Bahari Tewas Dibacok karena Meledek Jual Sabu Lebih Baik dari Berdagang Kue

Korban pun langsung bersimbah darah dan dilarikan ke RSUD Koja oleh warga sekitar.

Namun, setelah mendapat penanganan dari dokter, Angga tak berhasil diselamatkan dan meninggal dunia.

Saat ini, pelaku sudah ditahan dan ditetapkan menjadi tersangka serta terjerat Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana, Pasal 338 tentang Pembunuhan, dan Pasal 351 ayat 2 tentang penganiayaan berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com