Dekorasi bunga yang lebih besar memiliki batang dan kuncup bunga yang lebih banyak.
Untuk celengan, Ridwan tidak sekadar menjual celengan saja.
"Saya sengaja buat celengan yang ada pegangan dan anyaman tambangnya. Orang-orang bisa pakai buat nabung uang dan juga dekorasi rumah. Ini barang multifungsi," jelas dia.
Baca juga: Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024
Ridwan menikahi seorang perempuan asal Semarang, Jawa Tengah. Sejak berumah tangga, mereka sering pulang ke kampung halaman sang istri.
Kebetulan, pada tahun 2009, Ridwan dan istrinya sedang berwisata ke Jepara untuk melepas penat.
Jepara dikenal sebagai kota penghasil kerajinan tangan, khususnya ukiran kayu dan meubel.
Orang-orang yang berkunjung ke sana akan dimanjakan oleh pemandangan beragam karya seni yang dipajang di pinggir jalan.
Salah satu yang menikmatinya adalah Ridwan. Indahnya karya seni warga Jepara menginspirasinya untuk menjual kerajinan tangan.
"Sebelumnya, saya kerja jadi cleaning service dan office boy di kantor. Karena saya karyawan kontrak, waktu itu saya kena pengurangan pegawai," ungkap dia.
"Ada orang buat kerajinan seperti saya di Jepara, saya coba pakai rotan dan batok kelapa. Tapi modalnya besar dan pembuatannya makan waktu," lanjut Ridwan.
Sementara itu, uangnya hanya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari usai dipecat dari pekerjaannya.
Ridwan pun mengurungkan niat membuat usaha kerajinan tangan dari rotan dan batok kelapa, sampai akhirnya bertemu dengan seorang pelinting tembakau.
Ia melihat orang itu menggunakan pelepah pisang sebagai lintingan tembakau. Penasaran, Ridwan bertanya-tanya.
Orang tersebut memberinya pelepah pisang, dan memberi tahu di mana bisa mendapatkannya.
"Saya cari-cari pohon pisang di kebun, saya beli Rp 5.000 untuk 80 lembar pelepah pisang di satu pohon ke yang punya pohon," tutur Ridwan.