Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Kompas.com - 29/03/2024, 08:15 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sahur menjadi hal yang tak terpisahkan dalam melaksanakan ibadah puasa saat Ramadhan, yaitu makan dan minum pada waktu sebelum fajar.

Kegiatan membangunkan sahur pun menjadi salah satu momen yang paling nanti. Bahkan, ada yang menjadikan kegiatan ini menjadi salah satu tradisi saat bulan puasa.

Namun, tradisi yang seharusnya disambut secara sukacita ini berbanding terbalik dengan insiden yang terjadi di Sawangan, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/3/2024).

Baca juga: Video Viral Warga di Sawangan Berseteru dengan Kelompok Pemuda yang Bangunkan Sahur

Sebuah video viral di media sosial Instagram menunjukkan kelompok pemuda kena tegur warga saat berkeliling untuk membangunkan sahur.

Pemuda itu merasa terganggu dengan cara membangunkan sahur di lingkungannya. Sekelompok warga itu berkeliling di kampung tersebut.

Dalam video, sekelompok pemuda itu membawa setidaknya tiga buah drum yang ditabuh. Sementara, ada yang berbicara menggunakan pengeras suara.

Tak terima ditegur, kelompok pemuda yang membangunkan sahur itu justru marah sambil menunjuk-nunjuk lawan bicaranya.

"Udah sekarang gini, kalau warga sini bangunnya telat, elu yang pada tanggung jawab, gimana? Gua berhenti, gua berhenti, gua berhenti," kata pemuda ke wanita di dalam video tersebut.

Tak lama, cekcok pun terjadi dan pemuda yang tadi marah mulai mengajak warga lain ribut. Akhirnya, aksi saling dorong antarwarga pun terjadi.

Baca juga: Kronologi Cekcok Antarwarga di Sawangan Gara-gara Tegur Pemuda yang Bangunkan Sahur

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh MEMANTAU KOTA DEPOK 24 JAM (@depok24jam)

 

Maksud baik, harus pakai cara baik

Insiden yang terjadi di Depok ini turut disoroti Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi.

Menurut Zainut, membangun sahur dengan cara seperti itu sudah tidak tepat lagi dan sudah saatnya ditertibkan.

Pasalnya, kata dia, sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur.

Zaman dulu, kata Zainut, mungkin cara seperti itu tepat karena belum ada alat yang canggih untuk membangunkan orang.

Namun, Zainut berpandangan, untuk zaman sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan.

"Maksud membangunkan orang sahur memang baik tapi harus dengan cara yang baik pula," ucap Zainut kepada Kompas.com belum lama ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com