"Tentu itu panggilan sejarah yang tidak bisa dirasionalisasi secara penuh. saya merasa terpanggil untuk melanjutkan pengabdian di dunia politik kemasyarakatan, pemerintahan tentunya. ketika itu saya rasa cita-cita sama pak Gubernur, ingin melihat Jakarta semakin maju kotanya," kata AHY.
"Dan memang ketika itu saya coba pahami berbagai karakter kota metropolitan yang begitu dinamis yang masuk secara langsung, tadi pak Gubernur tunjukkan foto blusukan, dulu kita melakukan serupa di 44 kecamatan," imbuh dia.
Namun AHY membantahnya saat dikonfirmasi apakah momen mengenang soal Pilgub merupakan kode untuk maju kembali dalam kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
"Bukan kode atau kemana gitu. Tadi itu lagi nostalgia. Karena kan tadi Pak Pj Gubernur menampilkan foto-foto blusukan, masuk ke gang-gang, kemudian menyapa rakyat di tengah," kata AHY.
"Saya throwback, nostalgia. Dalam arti, dulu juga menyusuri itu, melihat secara langsung, berdialog dengan rakyat di 44 kecamatan. Masuk ke gang-gang," imbuh AHY.
Menurut AHY, foto-foto perkampungan yang ditampilkan oleh Heru Budi saat blusukan itu yang juga menjadi target dalam pembenahan agar menambah kota berstatus lengkap soal pemetaan tanah.
"Dalam kapasitas saya sebagai menteri ATR dan BPN tentu ingin juga berkontribusi agar permasalahan yang dulu saya lihat secara langsung itu bisa kita carikan solusinya bersama-sama," ucap AHY.
Heru Budi juga menyampaikan curhat kepada AHY mengenai bebannya mengemban jabatan saat ini. Menurutnya, beban menjadi penjabat Gubernur DKI lebih berat.
"Kalau di DKI itu bebannya berat, Pak. Inflasi sedikit Pj Gubernur disorot. Menyumbang 27 persen inflasi (dari nasional)," kata Heru Budi dalam sambutan.
Bukan hanya itu, Heru Budi juga bercerita soal banjir di Jakarta yang membuat Pj Gubernur selalu menjadi sasaran warga.
Baca juga: Heru Budi Curhat ke AHY di Balai Kota: Beban di DKI Berat, Pak...
Padahal, menurut eks Wali Kota Jakarta Utara itu, banjir dapat surut dalam waktu yang cepat. Namun, tetap viral dengan narasi negatif.
"Banjir semata kaki, ribut. Padahal cepat surut," kata Heru.
Namun, Heru menanggapi itu dengan santai. Menurut dia, informasi banjir yang viral menjadi bukti masih banyak orang peduli dengan DKI.
"Itu beban-beban yang saya senang saja, berarti yang memviralkan itu adalah yang sayang dengan pemda DKI," ucap Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.