Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Porter Berusia 73 Tahun di Terminal Kampung Rambutan: Kadang Makan Nasi Cabai Saja...

Kompas.com - 16/04/2024, 12:12 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usia senja tidak menghalangi Sukardi (73) untuk terus menggemban tanggung jawabnya sebagai seorang suami untuk menafkahi keluarganya.

Sukardi rela banting tulang menjadi porter alias kuli panggul di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur.

"Saya coba terus (untuk bekerja) namanya cari nafkah buat istri," tutur Sukardi ketika berbincang dengan Kompas.com di Terminal Kampung Rambutan, Senin (15/4/2024).

Perantau asal Solo, Jawa Tengah ini sudah 30 tahun lamanya berprofesi sebagai seorang kuli panggul di Terminal Kampung Rambutan. 

Baca juga: Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Usia yang semakin bertambah tua membuat kondisi fisik Sukardi mengalami penurunan.

Penurunan fisik itulah yang membuat ia sering mengalami kesulitan saat tengah bekerja sebagai seorang porter di Terminal Kampung Rambutan.

"Badan pada sakit ya, ada. Cuma gimana ya? Namanya, ada tanggungan," ujar dia.

Rasa sakit yang dirasakan badan Sukardi, sering kali tak setimpal dengan pendapatan yang ia terima.

Sukardi mengaku, terkadang pendapatannya hanya sebesar Rp 30.000 per hari. 

Baca juga: Cerita Dwi, Porter Stasiun Gambir yang Sering Tak Dapat Pelanggan karena Dianggap Sudah Tua

Pendapatan yang diperoleh sering kali tak menutup kebutuhan rumah tangganya dan hanya cukup untuk membeli beras.

Minimnya pendapatan Sukardi sering kali membuat ia dan sang istri sulit makan dengan lauk yang bergizi.

Ia mengaku, sering kali makan nasi hanya berlaukan cabai rawit, karena uang yang dimiliki tak cukup untuk membeli lauk.

"Kadang-kadang, ya, begitu makan pakai cabai doang," ucap dia tertawa. 

Baca juga: Curhat Porter Lansia di Bakauheni, Pemudik Ramai tapi Tak Ada yang Mau Dibawakan Barangnya

Sukardi bersama sang istri tinggal di kontrakan sederhana seharga Rp 500.000 yang ada di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Pendapatannya sebagai seorang kuli panggul tentu saja tidak akan cukup untuk menyewa kontrakan.

Beruntungnya Sukardi memiliki istri yang mau berjuang bersama. Ernawati bekerja sebagai buruh cuci dan gosok pakaian.

Pendapatan Ernawati satu bulan sebagai buruh cuci sekitar Rp 1.100.000.

Gaji Ernawati ini lah yang digunakan untuk membayar kontrakan. Sementara pendapatan Sukardi untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. 

Baca juga: Curhat Porter di Pelabuhan Merak, Cuan Menipis Gara-gara Troli Gratis

Sukardi memiliki dua orang anak yang juga mengalami kesulitan ekonomi sehingga tidak bisa membantu Sukardi dan Ernawati.

Kedua anak ini sudah berkeluarga dan mengontrak rumah dengan pasangannya masing-masing.

Bahkan Sukardi dan Ernawati seringkali ikut menanggung kebutuhan dari cucu-cucunya.

Hal itulah, yang membuat Sukardi terus setia bekerja meski usianya tak lagi muda dan kondisi fisiknya sudah menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Siswi SLB Diduga Dicabuli Teman di Kalideres, Disdik DKI: Sedang Kami Dalami

Megapolitan
Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Sekap Wanita “Open BO” di Apartemen Kemayoran, Pelaku Bawa Teman dari Kalbar

Megapolitan
Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Polisi Periksa Sejumlah Ahli untuk Mengungkap Kasus Pembunuhan Siswi SMK di Bogor

Megapolitan
BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com