“Saya tunggu, sudah berbulan-bulan, bertahun-tahun, enggak pernah keluar. Kok yang lain bisa dapat?” kata Agus.
Dia merasa heran dan bertanya-tanya mengapa namanya tidak pernah keluar. Agus pun membandingkan dengan tetangganya yang selalu mendapatkan bantuan jenis PKH dan BPNT.
Baca juga: Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian
“Bingungnya, yang rumahnya bagus, yang punya motor, malah dapat. Sakit hati lah saya. Saya enggak senangnya gitu, enggak tepat sasaran,” keluh dia.
Saat ditanya apakah dia mau mengurus administrasi lagi, Agus mengaku enggan. Dia sudah lelah dengan semua ini.
“Urus kayak gitu kan butuh materai yang enggak cukup satu. Uangnya lumayan, saya saja satu bulan pegang Rp 100.000. Lama-lama habis uang saya,” ujar Agus.
Selain PKH dan BPNT, Agus juga mengaku tidak pernah mendapatkan BPJS Kesehatan atau KIS dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk anaknya saat masih bersekolah di Jakarta.
“Saya, BPJS bikin sendiri. Ini saja, saya bikin saja belum keluar-keluar,” kata Agus.
“Dulu, anak saya sekolah di sini. Dari kelas satu sampai enam SD, belum pernah terima bantuan. Saya bikin KJP sudah lima kali. Dulu kan bikin KJP keluar duit, (kayak beli) piringan CD gitu, disuruh beli materai, enggak keluar juga,” ungkap Agus lagi.
Agus bertempat tinggal di RT 06 bersama kedua adiknya yang kini sudah berumah tangga. Dalam satu rumah, setidaknya ada tiga KK.
Karena rumahnya sempit, Agus memutuskan untuk tidur di balai warga RW 12 yang tidak jauh dari rumah.
“Saya kasihan sama adik saya kalau saya tidur di sini (rumah). Sempit, enggak enak, menganggu dia. Soalnya dia kan sudah berumah tangga. Saya sebagai abang yang paling tua, mengalah saja,” ujar Agus.
Agus pun pulang hanya untuk berganti pakaian atau sekadar ada keperluan yang lain.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Ketua RT masing-masing, sebanyak 243 KK di RW 12 yang tercatat sebagai penerima bantuan.
Kendati demikian, di luar data tersebut, masih banyak warga RW 12 yang seharusnya berhak menerima bantuan, tetapi tidak mendapatkannya.
Baca juga: Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.