Warga negara Indonesia (WNI) bernama Habel Elia (25), telah tinggal di New Jersey, Amerika Serikat, sejak 2022. Saat ini, ia bekerja di New York dan merupakan pengguna subway.
Menurut Habel, subway di New York adalah solusi bagi warga yang malas berjalan kaki. Sebab, rutenya luas dan ada stasiun nyaris tersedia di setiap blok. Apalagi dengan kemacetan New York yang membuat warga relatif malas menggunakan moda transportasi lain.
Habel setuju dengan Evan mengenai kondisi subway di New york. Menurut dia, stasiun subway di New York sangat kotor dan jorok. Terlebih, sering tercium bau tidak sedap di area stasiun.
“Hanya stasiun-stasiun besar yang rasanya ‘aman dan bersih’,” ujar Habel saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/4/2024).
Baca juga: KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun
Terkait budaya memberikan kursi kepada penumpang lain, Habel mengatakan, di subway New York juga terdapat sistem kursi prioritas.
Namun, warga AS cenderung cuek dan tidak ingin ikut campur dengan orang lain.
“Berhubung ini negara liberal dengan nilai ‘saya mementingkan diri saya sendiri dan tidak mau ikut campur urusan orang lain’, maka semua maunya sendiri-sendiri,” ujar dia.
“Bisa jadi orang yang kita tawari duduk, (malah) merasa tersinggung karena buat mereka ‘memangnya kalau saya tua, saya lemah? Belum tentu’, gitu,” lanjut Habel.
Dengan kondisi dalam gerbong yang mirip kepadatannya antara di KRL dan subway, Habel merasa hal ini adalah tergantung dari kesadaran tiap individu.
Misalnya, kalau ingin membantu, cukup beranjak dari kursi tanpa perlu bertanya atau bicara apapun.
“Kalau aku lebih merasa ini kembali ke kesadaran tiap-tiap orang. Jika memang aku rasa ada yang perlu dibantu, lebih baik minta izin jika mereka mau dibantu atau lakukan aksi tanpa perlu konfirmasi,” tutur dia.
Satu hal yang menurut Habel bisa menjadi masukan untuk KRL di Indonesia adalah kemudahan akses informasi. Khususnya, untuk informasi keterlambatan jadwal kereta.
Sebab, warga New York bisa melihat langsung keterlambatan subway di monitor atau Apple Maps/Google Maps. Menurutnya, akan lebih baik jika informasi seperti itu juga bisa diakses untuk KRL di Indonesia.
“Jadi, di sini tuh kalau ada kereta terlambat atau tidak ada, itu bisa langsung ada pemberitahuan di monitor atau di Apple Maps/Google Maps. Jadi, semoga informasi (soal KRL) mudah diakses, baik jadwal atau petunjuk arah dan lainnya!” imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.