JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri komunitas seni Lentera Kata, Idham Aulia Shaffansyah (28), menceritakan jerih payahnya dan tim saat mempersiapkan pementasan teater mereka yang berjudul "Suara Mustaka".
Pementasan ini merupakan proyek pertama Idham di luar Teater Pagupon, komunitas terdahulu yang menaunginya selama kuliah di jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Pada 2021, Idham ditagih oleh beberapa junior dari Teater Pagupon untuk membuat sebuah pementasan teater.
Baca juga: Cerita Idham dan Komunitas Lentera Kata, Panggilan Jiwa Selami Dunia Seni
Sekaligus untuk memenuhi nazar yang dibuatnya semasa kuliah. Idham pun menyanggupi.
Saat itu, Lentera Kata baru berumur satu tahun. Idham sendiri masih bekerja sebagai staf sosial media di sebuah perusahaan start-up.
Dengan budget seadanya, Idham dan beberapa orang yang akrab dengannya pun memberanikan diri memulai proses produksi pementasan teater.
“Itu (pementasan) gue mendanai dengan uang gue sendiri. Waktu itu, gue jual iPad, amplifier gitar. Jual gitar buat modal pentas. (Minimal untuk) latihan dulu lah. Biar bisa beli konsumsi anak-anak (saat latihan),” ujar Idham saat ditemui di Bengkel Lentera Kata, Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2024) lalu.
Meski pementasan ini merupakan bagian dari Lentera Kata, Idham tetap meminta bantuan kepada Teater Pagupon yang notabene komunitas milik jurusan Sastra Indonesia, UI.
Dengan kerja sama ini, Lentera Kata dapat mementaskan karya mereka di Auditorium Gedung IX FIB UI, tanpa perlu membayar biaya sewa gedung.
Baca juga: Sebenarnya Banyak Bantuan Pemerintah untuk Dukung Komunitas Seni, tetapi...
Sebagai timbal balik, beberapa mahasiswa aktif dan anggota Teater Pagupon juga terlibat dalam pementasan "Suara Mustaka" ini.
Proses persiapannya terbilang panjang. Direncanakan sejak tahun 2021, dipersiapkan sepanjang 2022, dan akhirnya ditampilkan pada 17 Februari 2023.
Untuk menambah sumber dana, Idham dan tim juga mencari sponsor ke sejumlah perusahaan, bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Usaha mereka berhasil dan kas menunjukkan surplus.
“Alhamdulillah, dapat sponsor buat menambah (dana). Tapi, anak-anak (tim produksi) enggak ada yang dibayar,” lanjut Idham.
Ia mengaku sangat berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pementasan Lentera Kata. Pasalnya, mereka terlibat selalu sukarela dan tidak mengharapkan adanya imbalan.
“Bagi sebagian orang, berteater, berkesenian itu enggak mesti berbisnis. Kadang-kadang (mereka) butuh refreshing. Alhamdulillah, di Lentera Kata itu jarang sekali alasan untuk bergabung buat cari uang,” kata Idham.
Paling tidak, kegiatan-kegiatan Lentera Kata setelah pementasan ini punya modal awal untuk memuluskan proses pelaksanaannya.
Baca juga: Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...
Selain itu, pementasan "Suara Mustaka" juga menyimpan kesan spesial bagi Idham.
Pasalnya, naskah yang ia tulis untuk produksi ini berhasil masuk nominasi kategori Naskah Drama Penghargaan Sastra 2023 yang diadakan oleh Badan Bahasa.
“Tahun ini, gue kirim lagi naskah gue, semoga dapat opportunity (untuk menjadi menang),” kata Idham lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.