Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Grafiti Sudah kayak Obat buat Saya..."

Kompas.com - 21/06/2024, 08:45 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Fermul (27), grafiti bukan hanya coretan gambar biasa. Ia menganggap seni grafiti adalah obat untuk dirinya selama ini.

"Grafiti itu sudah kayak obat banget buat saya," kata Fermul seorang seniman grafiti saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Baca juga: Saat Grafiti Menjadi Penolong Masa Depan Fermul...

Fermul bercerita, saat ia dalam kondisi kalut dan hancur, ia memutuskan untuk pergi ke Yogyakarta seorang diri.

Kepergiannya ke Yogyakarta bukan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata, melainkan untuk menggambar grafiti.

Setibanya di Yogyakarta, Fermul bertemu dengan temannya yang juga menggeluti seni grafiti.

Di sana lah, Fermul diantar oleh temannya berkeliling Yogyakarta untuk menggambar grafiti.

"Jadi, pada saat di Yogya, saya ditemani oleh teman saya untuk gambar," ucap Fermul.

Fermul menghabiskan waktu selama empat hari di kota bersejarah itu. Selama di sana, ia menggambar dari tembok satu ke tembok lain.

Baca juga: Seni Grafiti Jadi Cara Fermul untuk Mengekspresikan Diri

Bagi Fermul, dengan menggambar grafiti, lama-lama bisa mengatasi pikirannya yang sedang kalut.

Selain itu, suasana hati Fermul juga kerap membaik ketika mengkombinasikan warna di dalam karyanya.

Mengekspresikan perasaannya melalui gambar grafiti sudah Fermul lakukan sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Baginya, menggambar grafiti bukan hanya sekadar hobi atau dilihat orang lain. Namun, untuk wadah dirinya meluapkan emosi yang dirasakan.

Sampai saat ini, Fermul masih terus menjadikan grafiti sebagai wadah untuk meluapkan emosinya.

Di sisi lain, ia juga ingin membuat tembok yang tadinya polos menjadi lebih berwarna dan menarik.

Baca juga: Dilema Seniman Grafiti di Jakarta, Tak Ada Ruang Karya yang Legal, Harus Ikhlas Gambarnya Dihapus

Kegiatan menggambar grafiti di tembok publik masih dianggap sebagai kegiatan yang ilegal. Namun, Fermul mengusahakan untuk meminta izin terlebih dahulu setiap kali ingin menggambar di tembok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat LPS Monas Half Marathon 2024

Megapolitan
Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Dua Lansia di Bogor Ditangkap karena Cabuli Tiga Anak, Sempat Diinterogasi Ibu Korban

Megapolitan
Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Siasat Kakak Beradik Rekrut Puluhan Selebgram untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

[POPULER JABODETABEK] Saat Staf Hasto Kristiyanto Minta Perlindungan LPSK | Akrabnya Gibran dan Heru Budi Blusukan Bareng di Jakbar-Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 30 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Sudirman Said Sebut Perencanaan Batavia 'Contekan' untuk Bangun Jakarta

Megapolitan
Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Sejumlah Titik dan Gedung di Jakarta Padamkan Lampu Malam Ini, Cek Lokasinya

Megapolitan
Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Mobil Tertimpa Pohon Saat Melintas, Sopir dan Penumpang Syok

Megapolitan
Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Pohon 15 Meter di Kuningan Mendadak Tumbang, Timpa Mobil yang Melintas

Megapolitan
Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Ulah Rombongan Tiga Mobil di Depok, Tak Bayar Makan yang Dipesan gara-gara Miskomunikasi

Megapolitan
Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Cerita Karyawan Warteg yang Kebakaran di Duren Tiga: Sempat Mati Listrik 2 Kali sebelum Api Membesar

Megapolitan
Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Komentar Sejarawan usai Lihat Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia...

Megapolitan
Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Cagar Budaya Gudang Timur Kasteel Batavia Memprihatinkan, Sejarawan Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Megapolitan
Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Gudang Timur Kasteel Batavia di Kota Tua, Cagar Budaya tapi Kondisinya Tak Terawat

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com