JAKARTA, KOMPAS.com - Suwito (57), pelukis yang memiliki kios di Jalan Gunung Sahari V, Jakarta Pusat, mengatakan, dirinya pernah terlibat dalam pencanangan pemulihan pariwisata Kota Jakarta setelah kerusuhan yang terjadi pada 1998.
"Saya diajak rapat di Pemerintah Daerah (Pemda) dalam hal ini di Jakarta Pusat, tentang bagaimana membangun citra pariwisata Jakarta kembali pulih," kata Suwito kepada Kompas.com, Rabu (19/6/2024).
Kala itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mencanangkan Kebangkitan Citra Pariwisata dengan mengajak beberapa pihak untuk ikut merumuskan strateginya.
Baca juga: Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis
"(Beliau) membuat acara yang dinamakan kebangkitan citra pariwisata karena industri pariwisata Jakarta pada saat itu lumpuh. Nah, jadi itu adalah bagaimana Sutiyoso membangun citra pariwisata (di Jakarta) ini bangkit," tutur Suwito.
Rapat itu berhasil mencanangkan sejumlah atraksi yang berpotensi memulihkan pariwisata Jakarta, di antaranya memilih Gedung Kesenian Jakarta sebagai wisata pertunjukan.
Dari situ, lokasi para seniman yang semula berada di Pasar Baru, Jakarta Pusat, direlokasi ke depan Gedung Kesenian Jakarta.
"Nah, kami direlokasi di tempat yang sekarang di seberang Gedung Kesenian Jakarta," ujar Suwito.
Semenjak itu, pemerintah secara perlahan mulai mengakomodasi dan membina kesejahteraan seniman.
"Mereka subsidi sebuah payung besar seperti payung-payung di pantai, bersamaan dengan mejanya," ungkap Suwito.
Baca juga: Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti
Bahkan, saat fasilitas pemerintah itu mulai rusak, Suwito berinisiatif merenovasi menjadi tenda dengan konsep artistik supaya kenyamanan pelukis tidak terganggu.
"Seiring itu rusak, akhirnya saya buat gerakan membangun tenda. Kami bangun tendanya berbahan terpal yang sedikit artistik kayak tenda kafe (kala itu)," lanjut Suwito.
Meski sedikit malu saat diucapkan, kata Suwito, upayanya ini berangkat dari empati dan kegelisahan dirinya pada rekan seniman lain yang telah mengalami jatuh dan bangun mencari nafkah di Jakarta.
"Saya selalu gelisah ketika melihat teman-teman kami di jalanan pada saat itu ya, sebelum mengantongi SK Gubernur itu, kami sering jadi bulan-bulanan trantib (penertiban umum)," tambah Suwito.
Baca juga: Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.