Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Masjid di Lahan SDN Pondok Cina 1 Batal, Idris: Ridwan Kamil Sudah Enggak Menjabat

Kompas.com - 24/06/2024, 10:32 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wacana pembangunan masjid di lahan SDN Pondok Cina 1, Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, batal setelah Ridwan Kamil telah turun dari jabatan gubernur Jawa Barat. 

Wali Kota Depok Mohammad Idris menunggu kebijakan gubernur selanjutnya untuk melaksanakan wacana itu.

"Sumbangan provinsinya (sekarang) enggak ada karena Ridwan Kamilnya sudah enggak menjabat. Nanti gubernur yang baru (mungkin), kalau mau ngasih lagi ya mangga," tutur Idris saat ditemui di Balai Kota Depok, Senin (24/6/2024).

Baca juga: Kondisi Terkini Gedung SDN Pondok Cina 1, Penuh Sampah dan Lumut Bak Tak Terurus

Rencana pembangunan masjid di lahan SDN Pondok Cina 1 memang bermula dari wacana sumbangan provinsi.

Provinsi Jawa Barat akan memberikan anggaran untuk pembangunan masjid raya di Depok. Pemerintah Kota Depok pun diminta untuk menyediakan lahannya. Namun, penyediaan lahan berlangsung penuh polemik karena orangtua siswa tidak menyetujui relokasi sekolah. 

"Awalnya begitu (hendak membangun masjid), sekarang belum ada rencana lagi. Dulu kan memang karena dorongan sumbangan dari Provinsi (Jawa Barat)," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris 

Saat ini, Pemkot akan berfokus membersihkan gedung sekolah sambil menyusun perencanaan bangunan itu ke depannya.

Baca juga: Masjid Raya Batal Dibangun, Mengapa Siswa SDN Pondok Cina 1 Depok Tetap Direlokasi?

"Sementara kita bersihkan gedung itu, area itu kita rapikan. Jangan sampai ini dijadikan tempat-tempat yang negatif," terang Idris

"Kan orang Indonesia enggak bisa lihat tempat kosong, enak, adem sedikit, (pasti) akhirnya dipakai," tambahnya.

Di samping itu, Idris menegaskan, relokasi siswa SDN Pondok Cina 1 ke gedung baru itu setelah melalui tahapan kajian yang panjang dengan menimbang beberapa faktor.

"Ada kajian-kajian komprehensif untuk siswa dari sisi keamanan, lalu lintas segala macamnya, polusi. (Lalu) kita rekomendasi untuk direlokasi seperti itu," jelas Idris.

Disebutkan, kini seluruh siswa bersekolah di pagi hari secara serentak setelah pemerintah menambahkan jumlah ruang kelas.

Baca juga: Faktor Keselamatan Jadi Alasan Pemkot Depok Akan Relokasi SDN Pondok Cina 1, Orangtua Murid: Makanya Bikin JPO

"Kita sudah buatkan kelas-kelas baru untuk mereka bisa sekolah di pagi hari. Jadi mereka enggak dipecah, semuanya pagi hari," ujar Idris.

Sebagai informasi, bangunan SDN Pondok Cina 1 resmi ditinggalkan semenjak siswa-siswanya dipindahkan ke gedung baru di Jalan Pinang, Pondok Cina, Beji, Kota Depok.

Bangunan SDN Pondok Cina 1 yang telah berdiri dan berfungsi sebagai tempat pendidikan sejak tahun 1946 berdasarkan catatan Kemendikbud Ristek telah dinonaktifkan.

Alasannya, Dinas Pendidikan Kota Depok telah menyerahkan lahan SDN Pondok Cina 01 ke Badan Keuangan Daerah Kota Depok yang mengurusi aset.

Polemik perpindahan SDN Pondok Cina 1 ini telah berlangsung lama, karena banyak orangtua yang tidak suka anaknya pindah dari gedung yang telah berdiri pasca satu tahun Indonesia merdeka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Gelar Jakarta Water Hero 2024, PAM Jaya Beri Apresiasi untuk Pahlawan Pelestari Air di Jakarta

Megapolitan
Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Pegang Identitas Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Polisi Terbitkan DPO Pelaku Penggelapan Mobil Bos Rental Korban Penganiayaan di Pati

Megapolitan
Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Polisi Rekayasa Arus Lalu Lintas saat Acara HUT Bhayangkara di Monas

Megapolitan
Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi 'Online'

Pemkot Bogor Bakal Sanksi Tegas ASN yang Terlibat Judi "Online"

Megapolitan
182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

182.000 Peserta Bakal Hadir pada HUT Bhayangkara di Monas, Masyarakat Diminta Hindari Kepadatan Lalu Lintas

Megapolitan
Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Bocah yang Diduga Diculik Ternyata Dibawa Ibu Kandung, Kasus Berakhir Damai

Megapolitan
Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Bocah 4 Tahun Diduga Diculik di Jakpus, Ternyata Dibawa Ibu Kandungnya

Megapolitan
Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan 'Online'

Pemkot Bogor Keluarkan Larangan Judi Konvensional dan "Online"

Megapolitan
Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Truk Trailer Tabrak Pembatas Jalan di Tol JORR, Sopir Tewas di Tempat

Megapolitan
'Debt Collector' Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan 'Maling'

"Debt Collector" Keroyok Tukang Mi Ayam di Tangerang, Berawal dari Teriakan "Maling"

Megapolitan
Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Fahira Idris: Calon Gubernur Jakarta Harus Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Megapolitan
Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Pria Paruh Baya Ditemukan Tewas di Aliran Sungai Cidepit Bogor

Megapolitan
Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Hanyut di Selokan Saat Banjir, Jasad Bocah di Bekasi Ditemukan 1,5 Km dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Bocah yang Terseret Arus Selokan di Bekasi Ditemukan Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com