JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Ekonomi dan Properti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Ariyanto Adhi Nugroho menduga, kualitas dan titik lokasi menjadi permasalahan utama rumah subsidi Villa Kencana Cikarang, Kabupaten Bekasi, terbengkalai.
Menurut Ariyanto, itu merupakan persoalan umum yang kerap terjadi pada program rumah subsidi.
“Beberapa masalah yang sering timbul antara lain terkait kualitas rumah yang kurang baik dan Lokasi yang jauh dari kegiatan ekonomi,” ujar Ariyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/6/2024).
“Saat ini isu yang masih berkembang di media terkait perumahan di Villa Kencana Cikarang yang mulai ditinggalkan pemilik. Jika dilihat secara umum, dua isu yaitu kualitas bangunan dan lokasi menjadi masalah pada perumahan tersebut,” lanjutnya.
Menurut dia, hal yang paling penting dalam properti, terutama perumahan, adalah faktor lokasi, yakni dekat dengan perkotaan seperti tempat kerja dan aktivitas bisnis atau lokasi di pinggiran kota.
Dua pilihan ini dinilai mempunyai konsekuensi masing-masing.
“Dekat dengan pusat bisnis tentunya cenderung mempunyai harga yang tinggi, sedangkan lokasi yang lebih jauh dari kota mempunyai harga yang cenderung rendah namun ongkos transportasinya meningkat,” ujar Ariyanto.
Baca juga: Warga Duga Rumah Subsidi Proyek Jokowi di Cikarang Tak Tepat Sasaran, Pembeli Hanya Mau Investasi
Sebelum membeli rumah, tidak sedikit orang mempunyai dua motif, yakni sebagai pemenuhan kebutuhan atau instrumen investasi.
“Faktor lokasi merupakan penentu harga rumah, di mana ketika perkembangan lokasi baik ekonomi, infrastruktur dan sosialnya tersebut baik dan cepat, tentunya memberikan pengaruh positif terhadap harga rumah,” ucap dia.
“Namun, tidak dipungkiri bahwa perkembangan harga rumah tidak selalu sama peningkatannya di semua wilayah,” pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, Kompleks perumahan subsidi di Cikarang, Jawa Barat, yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2017, kini kondisinya memprihatinkan.
Perumahan yang bernama Villa Kencana Cikarang itu tampak seperti kota mati lantaran banyak rumah yang terbengkalai dan tak berpenghuni.
Baca juga: Rumah Subsidi Jokowi Jauh dan Minim Angkutan Umum, Penghuni Tak Pulang Setiap Hari
Villa Kencana Cikarang mempunyai segudang permasalahan pada kondisi bangunan rumah maupun lingkungan di sekitarnya.
Seorang warga bernama Wasjud (48) mengaku sempat dijanjikan sejumlah fasilitas umum jika tertarik membeli rumah di lokasi tersebut.
Namun, hingga kini pihak developer tak kunjung memenuhi janji terkait fasilitas umum tersebut.
"Waktu kami ditawarin, (dijanjikan) ada (fasilitas) pasar, ada rumah sakit, ada sekolahan. Ternyata enggak ada," ujar Wasjud (48) saat dijumpai Kompas.com, Rabu (19/6/2024).
Hal serupa juga disampaikan oleh Joko (47), ketua RT 2 di lingkungan tersebut. Ia mengatakan, fasilitas umum yang dijanjikan pihak developer tidak terealisasi hingga sekarang.
Baca juga: Beli Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Warga Bingung Pintu Rusak dan Ubin Pecah Setelah 2 Bulan Akad
"Apalagi waktu itu mau ada pasar, sekolahan, rumah sakit, di depan ya. Tapi enggak terealisasi sampai sekarang," ujar Joko.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com pada 2017, rumah subsidi inj diresmikan Presiden Joko Widodo pada 4 Mei 2017.
Perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ini merupakan karya PT Arrayan Bekasi Development (SPS Group).
Menempati lahan seluas 105 hektar, rumah yang dibangun sebanyak 8.749 unit ini mempunyai tipe per unit 25/60. Pembangunan Villa Kencana Cikarang dimulai sejak 2016.
Untuk akses KPR subsidi atau Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), masyarakat mendapat bunga acuan 5 persen dengan masa tenor 20 tahun.
Melalui FLPP, masyarakat hanya membayar uang muka atau down payment (DP) 1 persen, yakni Rp 1,41 juta dan cicilan sekitar Rp 800.000 per bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.