JAKARTA, KOMPAS.com - Ibunda Putu Satria Ananta Rustika (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas dianiaya senior meminta agar kasus putranya diusut tuntas.
"Kami sangat berharap kasus anak kami tetap berlanjut dan diusut tuntas," ucap Ibunda Putu, Ni Nengah Rusmini, saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (2/7/2024).
Rusmini berharap, putranya bisa mendapat keadilan dan para pelaku penganiayaan diganjar hukuman setimpal.
Informasi terakhir yang diterima Rusmini, kasus yang menewaskan putranya masih dalam tahap pemberkasan di Polres Metro Jakarta Utara. Ia mengaku belum mendapatkan perkembangan terkini kasus tersebut.
Baca juga: Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior
Rusmini menyebut telah menghubungi Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Utara untuk mencari tahu kelanjutan kasus putranya, namun belum juga mendapatkan respons.
Sementara, berdasar informasi yang diterima Rusmini dari salah seorang kuasa hukum Putu, pihak kejaksaan telah melakukan rekonstruksi ulang kasus penganiayaan yang menewaskan putranya.
"Kebetulan tanggal 21 Juni 2024 kemarin, kami sempat ketemu salah satu tim kuasa hukum (Putu) yang kebetulan pulang ke Bali, menurut beliau sudah dilakukan rekonstruksi oleh pihak kejaksaan," tutur Rusmini.
Sebagai informasi Putu tewas usai dianiaya oleh seniornya sendiri bernama Tegar di STIP Jakarta. Selain Tegar, tiga orang taruna STIP lainnya juga ditetapkan sebagai tersangka kasus ini.
Tegar dan ketiga temannya merasa Putu kurang sopan karena memasuki ruang kelas dengan menggunakan pakaian olahraga.
Salah seorang pelaku berinisial A lantas memanggil Putu untuk turun ke lantai dua serta menggiring korban masuk ke kamar mandi pria. A juga berperan mengawasi situasi selama kekerasan dilakukan.
Sementara W dan K berperan memprovokasi Tegar untuk memukul Putu.
Adapun Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hati hingga korban terkapar dan lemas. Selanjutnya, Tegar yang panik berusaha memberikan pertolongan dengan menarik lidah Putu.
Namun, tindakan Tegar ini justru membuat kondisi korban semakin buruk karena jalur pernapasannya tertutup. Putu pun tewas beberapa saat setelah peristiwa penganiayaan.
Baca juga: Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.