Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Orangtua Minta Kasus Diusut Tuntas

Kompas.com - 02/07/2024, 10:16 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ibunda Putu Satria Ananta Rustika (19), siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta yang tewas dianiaya senior meminta agar kasus putranya diusut tuntas.

"Kami sangat berharap kasus anak kami tetap berlanjut dan diusut tuntas," ucap Ibunda Putu, Ni Nengah Rusmini, saat diwawancarai oleh Kompas.com, Selasa (2/7/2024).

Rusmini berharap, putranya bisa mendapat keadilan dan para pelaku penganiayaan diganjar hukuman setimpal.

Informasi terakhir yang diterima Rusmini, kasus yang menewaskan putranya masih dalam tahap pemberkasan di Polres Metro Jakarta Utara. Ia mengaku belum mendapatkan perkembangan terkini kasus tersebut.

Baca juga: Keluarga Sebut Kejaksaan Sudah Rekonstruksi Ulang Kasus Siswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Rusmini menyebut telah menghubungi Kanit Reskrim Polres Metro Jakarta Utara untuk mencari tahu kelanjutan kasus putranya, namun belum juga mendapatkan respons.

Sementara, berdasar informasi yang diterima Rusmini dari salah seorang kuasa hukum Putu, pihak kejaksaan telah melakukan rekonstruksi ulang kasus penganiayaan yang menewaskan putranya.

"Kebetulan tanggal 21 Juni 2024 kemarin, kami sempat ketemu salah satu tim kuasa hukum (Putu) yang kebetulan pulang ke Bali, menurut beliau sudah dilakukan rekonstruksi oleh pihak kejaksaan," tutur Rusmini.

Sebagai informasi Putu tewas usai dianiaya oleh seniornya sendiri bernama Tegar di STIP Jakarta. Selain Tegar, tiga orang taruna STIP lainnya juga ditetapkan sebagai tersangka kasus ini.

Tegar dan ketiga temannya merasa Putu kurang sopan karena memasuki ruang kelas dengan menggunakan pakaian olahraga.

Salah seorang pelaku berinisial A lantas memanggil Putu untuk turun ke lantai dua serta menggiring korban masuk ke kamar mandi pria. A juga berperan mengawasi situasi selama kekerasan dilakukan.

Sementara W dan K berperan memprovokasi Tegar untuk memukul Putu.

Adapun Tegar memukul Putu sebanyak lima kali di bagian ulu hati hingga korban terkapar dan lemas. Selanjutnya, Tegar yang panik berusaha memberikan pertolongan dengan menarik lidah Putu.

Namun, tindakan Tegar ini justru membuat kondisi korban semakin buruk karena jalur pernapasannya tertutup. Putu pun tewas beberapa saat setelah peristiwa penganiayaan.

Baca juga: Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Disdik DKI Janji KJP Plus Gelombang 1 Tahap 2 Bakal Cair Pekan Depan

Megapolitan
Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Jasa Marga Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Exit Tol Veteran Imbas Longsor di Pesanggrahan

Megapolitan
Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Sabtu Malam, Jalan Raya Kalimalang Macet Total Imbas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Banyak Kendaraan Mogok Akibat Nekat Menerabas Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa

Megapolitan
Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Hujan Mulai Reda, 42 RT di Jakarta Masih Tergenang Banjir

Megapolitan
Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Dua RT di Kebon Jeruk Masih Terendam Banjir

Megapolitan
Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Warga Sebut Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa Imbas Kalimalang Meluap

Megapolitan
Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Banjir di Kolong Tol Pondok Kelapa, Lalu Lintas dari Kalimalang Arah Jakarta Macet Total

Megapolitan
Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Penjelasan BMKG soal Jakarta Dilanda Hujan di Musim Kemarau

Megapolitan
KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

KRL Tujuan Bekasi Sempat Tertahan 30 Menit di Stasiun Tanah Abang

Megapolitan
Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Longsor, Jalan Mulya Bakti Pesanggrahan Tak Bisa Dilalui Kendaraan

Megapolitan
Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Hujan Lebat Disertai Angin Kencang, 4 Pohon di Jakpus dan Jakbar Tumbang

Megapolitan
Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Warga Sudah Surati Pemkot Jakut untuk Minta Perbaiki Jalan Cekung di Muara Angke

Megapolitan
Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Teka-teki Tewasnya Wanita Paruh Baya Dalam Toilet Kos di Cipayung dengan Posisi Telungkup

Megapolitan
Jakarta Hujan sejak Pagi, Tinggi Air di Pos Angke Hulu Naik Jadi Siaga 3

Jakarta Hujan sejak Pagi, Tinggi Air di Pos Angke Hulu Naik Jadi Siaga 3

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com