Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatirnya Dede Lewat Jembatan Gantung Pasar Minggu, Tuntun Motor karena Takut “Nyungsep”

Kompas.com - 03/07/2024, 11:23 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendara sepeda motor bernama Dede (45) tampak cemas saat melewati Jembatan Gantung Pasar Minggu, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bukan karena kondisi Jembatan Gantung Pasar Minggu yang mengkhawatirkan, tetapi tingkat ketinggiannya saat menurun yang membuat Dede khawatir “nyungsep”.

Dengan begitu, Dede memilih untuk menuntun sepeda motornya daripada merosot jatuh dari kendaraannya saat menuruni Jembatan Gantung Pasar Minggu.

Baca juga: Potret Jalan Tikus Pasar Minggu: Idola Pengendara yang Tak Berpayung Hukum

Alhasil, tim Kompas.com yang kebetulan sedang meliput soal jalan tikus di Jakarta, harus membantu Dede menuruni Jembatan Gantung Pasar Minggu dengan membawa sepeda motornya.

Namun kesulitannya tidak sampai situ saja, saat dia berjalan menuruni jembatan, Dede tampak memegang tembok di sisi kiri untuk tumpuan.

Kakinya melangkah kecil dan badannya agak membungkuk ke depan dengan harapan tak terpeleset.

“Kayak melewati jembatan ‘shiratal mustaqim’. Dari pas menikung saja, saya (berpikir) ‘nanjak enggak nih?’, kan gitu,” kata Dede, Selasa (4/6/2024).

Baca juga: Polisi Benarkan Paket Mi Instan yang Dibawa Ojol di Jakbar Berisi Sabu

“Akhirnya, pas mau turun, ya nge-down duluan. Ya cukup sekian dan terima kasih ya. Siapa yang mau nyungsep konyol?” ucap dia.

Dede mengaku baru pertama kali melintasi Jembatan Gantung Pasar Minggu.

Perempuan yang hampir berusia senja Itu berkendara dari Kasablanka menuju Condet untuk satu keperluan.

“(Saya lewat sini) dari Goggle Maps-nya. Tadi sih di maps-nya (bisa lewat) Jalan Raya Condet sama Jalan Raya Pasar Minggu, cuma katanya lebih dekat lewat Jalan Raya Pasar Minggu,” ungkap Dede.

Adapun jembatan yang melintang di atas Kali Ciliwung tersebut menjadi penanda perbatasan antara wilayah Pasar Minggu dengan Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: Diperiksa Bawaslu, ASN Depok yang Diduga Hadiri Deklarasi IBH Punya Alibi Kuat

Lebar jembatan itu berkisar 3,5 meter dan hanya muat dilintasi oleh dua sepeda motor.

Jalan menuju jembatan tersebut menanjak di salah satu sisi, dan menurun curam di sisi lainnya.

Tak hanya Dede, beberapa pengendara lain juga tampak kesulitan mencapai puncak jembatan tersebut.

Alhasil, motor pengendara itu tak kuat menanjak dan muatan kendaraan berhamburan ke pinggir jalan.

Meski begitu, Jembatan Gantung Pasar Minggu tetap menjadi favorit bagi mereka yang ingin memangkas waktu.

Jalan alternatif atau jalan tikus merupakan pilihan utama bagi para pengendara yang hendak pergi atau pulang dari kantor.

“Hampir setiap hari lewat sini. Ini alternatif paling cepat, soalnya kalau lewat sana (Jalan Raya Pasar Minggu arah Tanjung Barat) sering macet. Apalagi, lampu merah Rindam, itu kalau macet, parah,” kata pengendara bernama Fuad.

Keberadaan tidak dianggap

Meski sangat mempermudah para pengendara, dalam konteks tata kota, keberadaan jalan tikus di justru tak dianggap.

Pengamatan Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, keberadaan jalan tikus seolah seperti anak haram yang dibutuhkan.

“Permukiman yang padat, tentu membutuhkan jalan-jalan tikus. Karena tadi, keterbatasan lahan, kemudian antarbangunan yang begitu padat (lalu) melahirkan jalan tikus,” ujar Nirwono kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Depok Sengaja Belum Pasang Lagi Lampu Tugu Depok, Tunggu Pencuri Tertangkap Dulu

Pemkot Depok Sengaja Belum Pasang Lagi Lampu Tugu Depok, Tunggu Pencuri Tertangkap Dulu

Megapolitan
Beredar Surat Pemberhentian Pj Wali Kota Bekasi, Plh Sekda: Hoaks!

Beredar Surat Pemberhentian Pj Wali Kota Bekasi, Plh Sekda: Hoaks!

Megapolitan
Tahu Diburu Polisi, Perampok Bersenjata Tajam di Warteg Grogol Kabur ke Luar Kota

Tahu Diburu Polisi, Perampok Bersenjata Tajam di Warteg Grogol Kabur ke Luar Kota

Megapolitan
Keluarga Terduga Pelaku Pelecehan Anak Sesama Jenis di Cisauk Laporkan Balik Orangtua Korban

Keluarga Terduga Pelaku Pelecehan Anak Sesama Jenis di Cisauk Laporkan Balik Orangtua Korban

Megapolitan
PSI Jaksel Usulkan 6 Nama untuk Pilkada Jakarta, Ada Ridwan Kamil dan Politikus PKS

PSI Jaksel Usulkan 6 Nama untuk Pilkada Jakarta, Ada Ridwan Kamil dan Politikus PKS

Megapolitan
Cerita Warga Depok “Membelah” Jakarta Naik Transportasi Umum, Tak Macet meski Desak-desakan

Cerita Warga Depok “Membelah” Jakarta Naik Transportasi Umum, Tak Macet meski Desak-desakan

Megapolitan
Teknisi Jaringan Internet Tewas Tersengat Listrik di Bekasi

Teknisi Jaringan Internet Tewas Tersengat Listrik di Bekasi

Megapolitan
Soal Penjarahan Rusunawa Marunda, Eks Pengelola: Kita Serahkan Semua ke Polisi

Soal Penjarahan Rusunawa Marunda, Eks Pengelola: Kita Serahkan Semua ke Polisi

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Perampok yang Rampas Ponsel Wanita Saat Makan di Warteg Grogol

Polisi Kantongi Identitas Perampok yang Rampas Ponsel Wanita Saat Makan di Warteg Grogol

Megapolitan
Pemkot Bogor Berencana Anggarkan Rp 3 Miliar untuk Revitalisasi Terminal Bubulak

Pemkot Bogor Berencana Anggarkan Rp 3 Miliar untuk Revitalisasi Terminal Bubulak

Megapolitan
Detik-detik Warkop di Jelambar Ditabrak Mobil Saat Pegawai sedang Cuci Piring

Detik-detik Warkop di Jelambar Ditabrak Mobil Saat Pegawai sedang Cuci Piring

Megapolitan
Antisipasi Polisi Pungli, Kompolnas Sarankan Polisi Tambah Kamera 'Dashboard' Anggota di Lapangan

Antisipasi Polisi Pungli, Kompolnas Sarankan Polisi Tambah Kamera "Dashboard" Anggota di Lapangan

Megapolitan
Karyawan Toko Ponsel di PGC Pakai Data 26 Pelamar Kerja untuk Pinjol

Karyawan Toko Ponsel di PGC Pakai Data 26 Pelamar Kerja untuk Pinjol

Megapolitan
Pengemudi Tanggung Jawab, Kasus Mobil Tabrak 4 Orang di Depan Warkop Jelambar Berakhir Damai

Pengemudi Tanggung Jawab, Kasus Mobil Tabrak 4 Orang di Depan Warkop Jelambar Berakhir Damai

Megapolitan
Singgung Ciputat dan Bintaro, Marshel Widianto: Tangsel Itu Jomplang Banget

Singgung Ciputat dan Bintaro, Marshel Widianto: Tangsel Itu Jomplang Banget

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com