Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Pelaku Pelecehan Sesama Jenis di Cisauk Dua Kali Cabuli Korbannya

Kompas.com - 05/07/2024, 14:56 WIB
Intan Afrida Rafni,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Orangtua korban pelecehan seksual di Cisauk, I, mengatakan bahwa pelaku sudah dua kali melakukan aksinya pada April 2024 lalu.

I menyebutkan, pelaku berinisial MR (13) melakukan aksinya di dua tempat dengan kurun waktu berbeda.

"Jadi kejadiannya bukan hanya satu tempat, ada di dua tempat. Jadi di rumah korban juga, namanya B (8). Kejadian pertama di Taman Jajan. Kedua di rumah B. Jarak waktu 2-3 hari, pokonya selama bulan puasa aja," ujar I saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/7/2024).

Pelecehan berawal ketika korban selesai shalat tarawih. Saat itu, MR menyuruh anak I yang baru berusia 8 tahun bersama teman-temannya masuk ke warung kosong di Taman Jajan Cisauk, Kota Tangerang.

Baca juga: Anak di Bawah Umur Jadi Korban Pelecehan Sesama Jenis di Cisauk

Di sana, mereka dipaksa MR untuk melepas celana dan dicabuli secara bergilir.

"Anak saya disuruh buka celananya, digesek-gesek sama pelaku itu," kata I.

"Disaksikan sama teman-teman yang lain, yang juga korban. Habis itu gantian, ada beberapa anak lainnya, cuma saya enggak tahu siapa-siapanya," tambahnya.

Saat kejadian itu berlangsung, I menyebutkan bahwa korban tidak ada yang berani melawan lantaran pelaku masih bagian dari teman bermain dan paling tua di antara mereka.

Bahkan, mereka juga sempat mendapat ancaman dari pelaku hingga perlakuan fisik saat peristiwa itu terjadi.

Baca juga: Wartawan Perempuan Jadi Korban Pelecehan Seksual Pria Paruh Baya di Alun-alun Kota Bogor

"Tidak (melawan), karena pelaku itu paling besar. Korban diancam, bahkan ada yang dipukulin, main fisik," jelas I.

"Jadi pelaku dan korban ini teman main juga, selayaknya anak-anak main bola. Memang paling gede itu, dia doang (paling tua) di antara korban-korban yang lain," tambahnya.

Lebih lanjut, I mengatakan, peristiwa itu baru terungkap Senin (1/7/2024) lalu, setelah teman anaknya yang juga korban mengadu ke kakaknya.

Mendengar pengakuan adiknya, sang kakak bergegas melaporkan ke orangtua mereka.

Baca juga: Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

"Terungkapnya itu hari Senin kemarin, soalnya ada salah satu anak yang ngobrol sama kakaknya korban. Nah kakaknya korban itulah mengadu ke orangtuanya si korban itu, nanya lah, diinterogasi anaknya itu," jelas I.

"Setelah diinterogasi, dia mengakui. Bahkan korbannya bukan dia aja, banyak, termasuk anak saya juga," sambungnya.

Atas kejadian tersebut, I bersama dengan orangtua korban lainnya melaporkan kejadian itu ke Polres Tangerang Selatan, Kamis(4/7/2024).

"Korbannya hampir 12 orang, tapi yang melapor hanya 7 orang karena enggan melapor, karena ada juga yang korban masih saudara dengan pelaku," kata I.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berminggu-minggu Rusak, Eskalator 'Skybridge' Stasiun Bojonggede Kembali Beroperasi

Berminggu-minggu Rusak, Eskalator "Skybridge" Stasiun Bojonggede Kembali Beroperasi

Megapolitan
Buruh Ancam Akan Mogok Nasional jika 'Judicial Review' UU Cipta Kerja Ditolak MK

Buruh Ancam Akan Mogok Nasional jika "Judicial Review" UU Cipta Kerja Ditolak MK

Megapolitan
Buruh Kawal 9 Gugatan 'Judicial Review' UU Cipta Kerja di MK

Buruh Kawal 9 Gugatan "Judicial Review" UU Cipta Kerja di MK

Megapolitan
Kapolri Diminta Segera Pecat Polantas yang Pungli di Tol Cawang

Kapolri Diminta Segera Pecat Polantas yang Pungli di Tol Cawang

Megapolitan
Banjir Rob di Muara Angke Jakut Bisa Terjadi 4 Kali dalam Sebulan

Banjir Rob di Muara Angke Jakut Bisa Terjadi 4 Kali dalam Sebulan

Megapolitan
Banjir Rob di Muara Angke Mulai Surut Setelah Lumpur di Selokan Dikeruk

Banjir Rob di Muara Angke Mulai Surut Setelah Lumpur di Selokan Dikeruk

Megapolitan
Marshel Widianto: Saya Tidak Akan Pernah Sepeser Pun 'Ambil' APBD!

Marshel Widianto: Saya Tidak Akan Pernah Sepeser Pun "Ambil" APBD!

Megapolitan
Firli Bahuri Diduga Main Badminton di Tengah Kasus Pemerasan SYL, Kuasa Hukum: Tak Ada yang Salah

Firli Bahuri Diduga Main Badminton di Tengah Kasus Pemerasan SYL, Kuasa Hukum: Tak Ada yang Salah

Megapolitan
Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda

Demo Tolak UU Cipta Kerja, Massa Buruh Padati Kawasan Patung Kuda

Megapolitan
Pedagang Akan Dipindahkan secara Bertahap dari TPS ke Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Pedagang Akan Dipindahkan secara Bertahap dari TPS ke Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Usulkan Nama Deddy Corbuzier pada Pilkada Jakarta, PSI Jakbar: Otot Politiknya Kuat

Usulkan Nama Deddy Corbuzier pada Pilkada Jakarta, PSI Jakbar: Otot Politiknya Kuat

Megapolitan
Cerita Pekerja Pilih Naik KRL daripada Kendaraan Pribadi: Ongkos Sama, tetapi Fisik Aman...

Cerita Pekerja Pilih Naik KRL daripada Kendaraan Pribadi: Ongkos Sama, tetapi Fisik Aman...

Megapolitan
Hendak Maju Pilkada, Faldo Maldini Ingin Kota Tangerang Jadi Penggerak Utama Ekonomi Banten

Hendak Maju Pilkada, Faldo Maldini Ingin Kota Tangerang Jadi Penggerak Utama Ekonomi Banten

Megapolitan
Dipasangkan dengan Ahmad Riza Patria, Marshel Widianto: Itu Keberuntungan buat Saya

Dipasangkan dengan Ahmad Riza Patria, Marshel Widianto: Itu Keberuntungan buat Saya

Megapolitan
Semangatnya Para Murid dan Orangtua pada Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 12 Kebayoran Lama

Semangatnya Para Murid dan Orangtua pada Hari Pertama Masuk Sekolah di SDN 12 Kebayoran Lama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com