Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjawabnya Keraguan Warga Waduk Ria Rio...

Kompas.com - 30/08/2013, 08:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wahyu Tri tampak sumringah. Di depan mata ibu rumah tangga 50 tahun tersebut terpampang satu unit rusun tipe 30, lengkap dengan televisi, kulkas, lemari, kompor dan tempat tidur.

Keraguannya terjawab. Tri beserta keluarga adalah satu dari dari 350 kepala keluarga yang semula bermukim di Waduk Ria Rio dan direlokasi ke rumah susun sewa Pinus Elok. Kamis (29/8/2013) sore, dengan menumpang mobil Camat Pulogadung, ia dan sekitar 150 orang warga meninjau rusun, tempat tinggal barunya.

Sesampainya di sana, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo langsung yang memberi penjelasan soal kelanjutan kehidupan warga target relokasi. Yang penting, kata Jokowi, warga mendapat fasilitas baik di rusun hingga diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan mereka.

"Kemarin sih masih mikir-mikir. Nyari tempat lain atau pindah ke sini. Tapi kalau sudah begini, mau gimana lagi," ujarnya usai bertemu sang gubernur.

Baginya, memang tak ada pilihan lain selain masuk ke dalam rusun. Sama seperti saat dirinya serta suaminya membangun gubuk reyot di tepi waduk Ria Rio pertengahan tahun 1988 silam.

Tak ada pilihan lain bagi warga miskin sepertinya selain mencaplok lahan yang entahlah, milik siapa saja. Namun, keraguan istri dari Suwito (52), sopir bus antar kota antar provinsi itu belum tejawab sepenuhnya.

Meski ada jaminan fasilitas rusun, dia masih bingung soal sekolah sang anak. Tak mungkin, anaknya yang kini kelas 2 SMP harus tetap bersekolah di SMP 199 Cempaka Baru.

"Kalau dari Pedongkelan sih dekat. Kalau dari sini (rusun Pinus Elok) jauh. Makanya beratnya cuma di sekolahannya anak saya saja," ujar Tri.

Apalagi, kini Tri yang hanya mendapat uang dari sang suami sebesar Rp 300.000 itu pun harus berusaha mencarikan perlengkapan sekolah sang anak. Maklum, beberapa waktu lalu, harta sekeluarga ludes seketika dilalap si jago merah.

Warga Tentukan Nasib Sendiri Wali Kota Jakarta Timur, HR Krisdianto menjawab keraguan Tri dan warga lainnya. Intinya, tiap perubahan ke arah yang lebih baik memang butuh pengorbanan. Pemerintah sudah memberikan 'kendaraan' kepada warga untuk bergerak maju. Tinggal warga yang menentukan nasib sendiri.

"Ya, jadi silakan menyesuaikan. Cari sekolah yang dekat situ. Perubahan itu butuh pengorbanan," ujarnya.

Pria yang dilantik pertama kali oleh Jokowi di permukiman kumuh di Jakarta Timur tersebut berjanji akan mempermudah anak-anak Waduk Ria Rio yang akan pindah sekolah dari tempat lama ke rusun Pinus Elok, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com