Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Gerbong Khusus Wanita, Penumpang Pria Disoraki

Kompas.com - 06/09/2013, 19:11 WIB
Wisnubrata

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Jam pulang kantor adalah saat-saat kereta commuter line dijejali penumpang. Sudah lazim bila stasiun dan kereta penuh sesak sehingga untuk masuk ke dalam kereta pun perlu perjuangan. Namun, dalam kondisi seperti itu, rupanya ada beberapa penumpang pria yang malas berjuang. Mereka memilih menyerobot masuk ke gerbong khusus wanita yang ada di awal dan akhir rangkaian.

Hal itu terjadi Jumat sore (6/9/2013) pukul 17.56 pada kereta komuter jurusan Tanah Abang-Serpong. Dalam kereta yang penuh sesak itu, beberapa pria masuk ke gerbong khusus wanita saat kereta berhenti di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat.

Tindakan itu memicu protes penumpang wanita. Mendengar protes, para penumpang pria keluar dari satu pintu, tetapi masuk lagi ke pintu sebelahnya, masih di gerbong khusus wanita. Padahal, pada saat bersamaan, ada pengumuman dari operator bahwa gerbong wanita hanya diperuntukkan bagi penumpang wanita.

Petugas PT KAI bahkan memperingatkan bahwa kereta tidak akan dijalankan apabila para pria tersebut tidak mau berpindah gerbong. Namun, peringatan petugas itu tidak digubris. Para penumpang pria tetap bersikukuh naik di gerbong wanita walau terdengar keluhan dan cacian dari penumpang lain.

Kereta akhirnya tetap dijalankan walau penumpang pria tidak mau pindah. Pertimbangannya, keberangkatan kereta harus memenuhi jadwal dan ada antrean kereta lain di jalur yang sama. Sepanjang perjalanan, penumpang wanita tidak henti-henti menggerutu. Di sana-sini terdengar suara, "Dasar tidak tahu diri, pakai rok sekalian kalau enggak mau turun."

Menurut Dini, salah seorang penumpang kereta komuter kepada Kompas.com, biasanya penumpang pria yang nyolong-nyolong naik ke gerbong wanita tidak banyak. "Biasanya mereka juga langsung nurut kalau diminta turun, tapi penumpang yang ini tetap ngeyel. Mungkin mereka biasanya bukan pengguna commuter line," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com