Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mobil Murah, Pemerintah atau Pemprov DKI yang Pro-Rakyat?

Kompas.com - 16/09/2013, 09:24 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan mobil murah pemerintah pusat tidak sinkron dengan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan di Ibu Kota. Pada akhirnya, masyarakat yang menilai kebijakan mana yang berpihak kepada rakyat.

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI), Efendi Ghazali, mengaku tidak heran dengan situasi tersebut. Menurutnya, wajar jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyayangkan kebijakan mobil murah yang diprediksi akan semakin membuat jalan di Jakarta semakin penuh kendaraan.

"Kalau itu (keluhan) yang dilontarkan ke publik, biarkan publik menilai. Mana yang memihak rakyat? Kebijakan Pemda atau Pusat?" ujar Effendi di Jakarta, Minggu (15/9/2013) malam.

Efendi menjelaskan, meski masa pemerintahan pemimpin negara ini telah menjelang garis akhir, belum terlambat untuk melaksanakan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah demi mengatasi tumpang tindih tersebut.

Pemerintah pusat, lanjut Efendi, melibatkan pemangku kebijakan, melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. Sebagai penekan, keluhan akan tumpang tindihnya kebijakan antara pusat dan daerah harus terus disampaikan kepada masyarakat.

"Pada saat yang sama (dengan koordinasi) harus terus menyampaikan apa adanya ke publik bahwa pembangunan hak publik bisa terganggu. Kalau begitu terus, masalah yang muncul," lanjutnya.

Dengan demikian, komunikasi tersebut membuat pendidikan politik yang baik kepada para pemangku kebijakan bahwa pejabat negara yang baik adalah pejabat yang mau bersusah-susah demi kepentingan masyarakat, bukan yang lainnya.

Di tengah-tengah upaya Jokowi-Ahok meniadakan kemacetan dengan mengadakan transportasi umum pada akhir 2013 dan awal 2014, pemerintah pusat mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013 tentang  Regulasi Mobil Murah dan Ramah Lingkungan atau LCGC. Ini seakan jadi pengacau saat Jokowi-Ahok hendak mengurai benang kusut persoalan kemacetan di Jakarta.

"Ya, mau gimana lagi," kata Jokowi pasrah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com