Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tertawa Disebut Lebih Pilih Monyet daripada Anak

Kompas.com - 23/10/2013, 18:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tertawa saat dimintai tanggapan bahwa Pemerintah Provinsi DKI dinilai lebih mementingkan topeng monyet daripada perhatian kepada anak. Ia mengatakan, keduanya merupakan hal berbeda sehingga tidak masuk akal jika dihubung-hubungkan.

"Ha-ha-ha, jangan membanding-bandingkan dong antara anak dan monyet. Itu dua hal yang berbeda," ujarnya di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (23/10/2013) siang.

Jokowi membantah anggapan yang menyebutkan bahwa Pemprov DKI hanya mengurus satu hal dan mengabaikan hal lain. Menurutnya, Pemprov DKI juga telah memerhatikan kondisi anak di Jakarta. Salah satu contohnya adalah dengan mengoptimalkan 56 rumah singgah untuk anak jalanan, yang tersebar di seluruh DKI.

Meski demikian, Jokowi mengakui bahwa pengentasan anak jalanan di Jakarta tidak mudah dilakukan. Ia mengatakan, meski anak-anak jalanan telah ditertibkan, mereka akan kembali lagi ke jalan-jalan Ibu Kota. Untuk itu, ia meminta agar pihak-pihak yang ingin membangun Jakarta turut memberikan solusi konkret, bukan melontarkan kritik yang tidak masuk akal.

"Semuanya diurusin, memang yang satu itu belum rampung. Makanya, beri tahu saya, jurus jitu apa yang permanen untuk selesaikan anak jalanan. Jangan dibanding-bandingkan," ujarnya.

Sebelumnya, Jokowi mencanangkan kebijakan Jakarta bebas topeng monyet pada 2014. Hal itu justru menuai kritikan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia Muhammad Ihsan mengatakan, bukan hanya monyet yang menjadi sorotan internasional, melainkan juga permasalahan anak-anak jalanan. Menurut dia, Jakarta belum memiliki konsep dan aksi nyata terhadap masalah anak jalanan.

"Semoga nasib anak-anak di Jakarta bisa lebih beruntung daripada monyet yang dapat tempat di Ragunan dan pemiliknya dapat bantuan pembinaan," ujar Ihsan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com