Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Rawat RS Koja Penuh, Pasien Terpaksa "Nginap" di IGD

Kompas.com - 07/11/2013, 16:40 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Akibat penuhnya ruangan perawatan, sejumlah pasien di RSUD Koja harus menginap selama berhari-hari di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Bahkan, ada pasien  yang harus menginap lima hari lamanya karena harus antre mendapatkan ruang rawat inap.

Tarimpen (72), pasien penyakit jantung, sudah empat hari menunggu di ruang IGD. Wanita beranak sembilan ini datang ke RS pada Sabtu 2 November 2013 malam. Namun, hingga Kamis ini, dia belum juga mendapatkan ruang inap.

"Kata suster, ruang ICU (Intensive Care Unit) penuh. Kan ibu mesti dirawat di ruang ICU. Sementara kalau sehari-hari saja saya paling tidak menghabiskan Rp 50.000 untuk makan dan lain-lain selama menjaga," kata Suwarti, anak keenam Tarimpen, di RS Koja, Kamis (7/11/2013).

Suwarti menuturkan, ibunya sering mengeluh karena sulit beristirahat di ruang IGD. Bahkan, Tarimpen sering terkejut lantaran ada teriakan pasien kecelakaan yang tengah ditangani suster di ruang tersebut.

Suwarti khawatir Tarimpen yang mengidap penyakit jantung akan kumat apabila terus terkejut ketika tidur pulas. "Saya takut ibu kenapa-kenapa kalau tidur di IGD. Nanti tahu-tahu jantungnya kumat terus 'lewat' (meninggal) karena kaget terus, bagaimana?" ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan keluarga pasien Raisah (51), Aef (31), warga Warakas. Ibu mertuanya itu sudah dirawat sejak Minggu 3 November 2013 lalu.

"Saya kira saya datang lagi sudah dapat kamar, tapi ternyata belum juga," keluhnya.

Padahal, tiga hari sebelum kembali ke RSUD Koja, ibu mertuanya yang mengalami komplikasi jantung dan diabetes sempat dirawat selama satu pekan. Pada saat itu, kondisi Raisah sebenarnya belum cukup pulih, tetapi karena sudah disuruh pulang maka keluarga membawanya pulang.

"Sebelumnya seminggu di sini, dapat tiga hari di rumah balik lagi. Padahal, waktu itu belum fit benar, tapi katanya suster kalau sudah seminggu harus pulang," ujarnya.

Direktur Utama RSUD Koja Togi Asman Sinaga membantah jika pasien dibiarkan terlalu lama di ruang IGD. Menurutnya, paling lama pasien itu hanya dua hari dirawat di IGD.

"Dari aturan yang ada, seharusnya maksimal dua hari sudah harus naik ke ruang perawatan," ujarnya.

Namun, dia tidak membantah bila selama ini tingkat hunian pasien di RSUD Koja memang tinggi. Setiap harinya, sebanyak 502-505 pasien yang dilayani. Total tempat tidur ada 571, dengan kelas 3 mencapai 460 tempat tidur.

Catatan dari IGD, saat ini ada sekitar tujuh pasien yang sedang menunggu untuk dinaikkan ke ruang rawat inap. Adapun aturannya adalah menunggu di IGD, kira-kira 1 atau 2 hari, kemudian pasien dirujuk, lalu masuk daftar tunggu untuk rawat inap.

"Saya belum lihat datanya bila ada yang sampai menunggu 4 hari, nanti saya cek dahulu," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com