Pertama ialah karena tidak sterilnya penghubung antara jalan dan saluran air dari sampah. Kedua, terdapatnya beragam kabel yang melintang di penghubung antara jalan dan saluran tersebut. Alhasil, sampah pun tersangkut di kabel sehingga menyebabkan tersendatnya air.
"Coba bayangin kenapa kabel-kabel ini bisa saling tabrakan gini. Harusnya kabel itu ditanam dengan kedalaman 130 sentimeter. Coba ini berapa, paling cuma 10 sentimeter saja," ujar Jokowi, Senin (11/11/2013) siang.
Penyebab ketiga ialah tidak ratanya lebar saluran air tepi jalan. Ada ruas saluran yang memiliki lebar dua meter, tetapi di ruas selanjutnya menyempit hingga mencapai satu meter saja. Tentu, kondisi tersebut menyebabkan arus air menjadi menumpuk serta menimbulkan genangan air dengan intensitas yang cukup besar.
Jokowi mengaku telah melakukan koordinasi demi menyelesaikan persoalan tersebut. Soal keberadaan kabel, Jokowi meminta instansi pemilik kabel demi menertibkan kabelnya sesuai dengan peraturan. Pemprov DKI pun akan membuat ducting untuk menampung kabel-kabel agar tidak mengganggu jalannya arus air pada saluran.
Soal tidak meratanya lebar saluran, Jokowi telah memerintahkan Kepala Dinas PU untuk meniadakan saluran yang tidak sama lebar. Dua minggu dari sekarang, Jokowi berjanji akan meninjau kembali.
"Sebetulnya, masalah-masalah begini itu kecil, tapi kalau lapangannya tidak kita kuasai, ya tidak selesai-selesai masalah," ujarnya.
Sementara soal keberadaan sampah, Jokowi mengatakan, Pemprov DKI tidak bisa berbuat apa-apa jika tidak ada peran serta dari masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Dengan sinergi antara Pemprov DKI dan masyarakat, Jokowi yakin persoalan genangan Jakarta dapat diatasi seluruhnya.
Di Jalan TB Simatupang itu, Jokowi meninjau dua titik, yaitu pada saluran di Kantor PAN dan di depan gedung Antam. Selanjutnya, Jokowi diketahui meninjau saluran di Jalan Lenteng Agung Raya, tepatnya di seberang Stasiun Tanjung Barat. Hingga berita ini diturunkan, Jokowi masih blusukan ke titik lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.