Kepala Bagian Humas BNN Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto menuturkan, tersangka tergiur menjadi bandar narkoba lantaran usaha bisnis roti yang digeluti pelaku tidak berjalan sukses.
"Menurut pengakuan Tn, kegiatan itu sudah dilakukan kurang lebih empat tahun. Dia bisnis roti, kemudian gulung tikar dan lebih konsen pada bisnis narkotika jenis sabu," kata Sumirat di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (15/11/2013).
Karena tergiur dengan keuntungan menjual narkoba, Sumirat mengatakan, Tn kemudian beralih profesi menjadi bandar barang haram tersebut. Awalnya, Tn hanya menjual beberapa gram. Namun, setelah sekian lama dan mendapatkan hasil, tersangka menerima order yang lebih besar untuk kemudian diedarkan di wilayah Semarang.
Sumirat melanjutkan, Tn dapat ditangkap petugas saat melakukan transaksi dengan kurirnya di hotel. Tersangka menerima sabu ratusan gram dari Ch yang membawa sabu tersebut dari Jakarta ke Semarang.
"Pada saat penangkapan, tersangka (Tn) menerima sabu 500 gram," ujar Sumirat.
Menurut Sumirat, Tn tidak bekerja sendiri. Selain Ch, dia juga memiliki dua kurir lainnya, yakni Iw dan satu orang lainnya yang masih buron. Petugas menangkap Iw setelah menggali keterangan dari kedua tersangka yang ditangkap lebih dulu.
"Seorang yang berinisial I atau Iw merupakan kaki tangan yang ikut mengedarkan sabu di wilayah Semarang, Jawa Tengah," ujar Sumirat.
Sumirat mengatakan, BNN masih memburu salah satu kurir Tn yang belum tertangkap. Sementara tiga pelaku yang dapat diamankan kini dalam pemeriksaan BNN.
"Tiga orang ini sekarang berada di BNN untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pengembangan oleh tim penyidik BNN sesuai proses hukum yang berlaku," jelas Sumirat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.