Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mau Tersandera Operator, DKI Ingin Kelola Transjakarta Baru

Kompas.com - 18/11/2013, 16:32 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana mengelola sendiri bus-bus transjakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, rencana tersebut akan berlaku pada ratusan bus sedang dan transjakarta yang datang pada Desember 2013.

"Bus datang, kami akan swakelola sendiri supaya tidak disandera operator," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (18/11/2013).

Menurut Basuki, langkah itu diambil karena sebagian besar operator yang bekerja sama dengan Unit Pengelola Transjakarta (UP Transjakarta) tidak memiliki manajemen yang baik. Ia menilai operator transjakarta masih suka mempertahankan bus yang keadaannya kurang baik. Selain itu, operator juga kerap mengalami permasalahan penunggakan gaji pramudi. Hal itu antara lain tampak pada aksi mogok pengemudi transjakarta di sejumlah koridor busway.

Basuki mengatakan, apabila pengelolaan transjakarta berada di bawah wewenang pemerintah, maka pengemudi bus akan mendapatkan gaji sebesar 3,5 kali nilai upah minimum provinsi (UMP) DKI atau mencapai Rp 10 juta per bulan.

Kendati demikian, Basuki mengatakan bahwa semua rencana itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Apabila DPRD tidak menyetujui hal tersebut, maka DKI akan menggunakan pola iklan. Pola iklan adalah pemasangan iklan oleh perusahaan komersial di sepanjang jembatan penyeberangan busway ataupun unit transjakarta.

Lebih lanjut, Basuki menjelaskan pada akhir Desember nanti lebih kurang 656 bus sedang dan transjakarta akan datang memenuhi kebutuhan transportasi massal di ibu kota. "Jumlah itu sudah lebih dari setengah dari jumlah unit yang ada selama sembilan tahun. Di bulan Januari dan Februari, Jakarta pasti akan berubah," kata Basuki.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta (Dishub DKI) Udar Pristono mengatakan, ratusan bus yang akan datang akan dikelola oleh UP Transjakarta. Pengelolaan itu hingga perawatan ke authorized workshop (bengkel resmi) yang ditunjuk dan telah bekerja sama dengan Dishub DKI. Ratusan bus sedang yang datang itu juga difungsikan menjadi busway feeder.

"Itu akan di bawah manajemen Transjakarta. Jadi, UP Transjakarta boleh mengoperasikannya sendiri," kata Pristono.

Operator Koridor I (Kota-Blok M) adalah PT Jakarta Ekspress Trans (PT JET). Operator Koridor II (Pulo Gadung-Harmoni) dan Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) adalah PT Trans Batavia. Adapun operator Koridor IV (Pulogadung-Dukuh Atas) adalah PT Jakarta Trans Metropolitan dan PT Jakarta Mega Trans.

Koridor V (Ancol-Kampung Melayu) dioperasikan oleh PT Jakarta Mega Trans dan PT Eka Sari Lorena. PT Jakarta Trans Metropolitan sebagai operator Koridor VI (Dukuh Atas-Ragunan). Operator koridor VII (Kampung Melayu-Kampung Rambutan) oleh PT Jakarta Mega Trans dan Eka Sari Lorena. Koridor VIII (Lebak Bulus-Harmoni) dengan operator PT Primajasa Perdayana Utama. Operator Koridor IX (Pluit-Pinang Ranti) dikelola oleh PT Bianglal Metropolitan, PT Trans Mayapada Busway, dan PT Jakarta Express Trans.

Adapun operator Koridor X (Tanjung Priok-Cililitan) adalah PT Bianglala Metropolitan dan PT Jakarta Express Trans, Koridor XI (Kampung Melayu-Pulogebang) oleh PT DAMRI, dan Koridor XII (Pluit-Tanjung Priok) oleh PT Bianglala Metropolitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com