Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Desember, 656 Bus Baru Akan Beroperasi di Jakarta

Kompas.com - 18/11/2013, 09:04 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, akhir Desember nanti hampir 700 unit bus sedang dan transjakarta akan datang dan beroperasi.

"Pengadaan bus terus berjalan, nanti datang di akhir Desember. Ada 310 bus transjakarta campur dengan bus gandengnya, dan bus sedang ada 346 unit," kata Pristono, kepada wartawan, Senin (18/11/2013).

Menurut dia, bus-bus yang datang itu merupakan barang impor, ada yang datang dari China dan negara lain. Variasi impornya pun beragam, ada yang satu unit bus merupakan barang impor, ada juga yang hanya bagian maupun spare part yang langsung diimpor dari negara lain.

Bus sedang nantinya akan berbahan bakar gas (BBG). Bus sedang tersebut akan mendukung operasional bus transjakarta sehingga diperbolehkan melintas di jalur transjakarta seperti kopaja AC dan APTB. Hal ini merujuk pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 141 tahun 2007 tentang Penggunaan BBG untuk Angkutan Umum dan Kendaraan Operasional Pemerintah Daerah, serta Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang semua kendaraan umum harus menggunakan bahan bakar gas.

Spesifikasi bus sedang itu juga sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 tahun 2012 tentang kendaran bermotor. Peserta lelang bisa dari perusahaan pembuat bus, karoseri, agen pemegang merek, dan importir. Bus baru ini dapat berupa completely build up (CBU) atau impor utuh dan bisa berupa completely knock down (CKD) atau perakitan di dalam negeri.

Pemenang lelang nantinya harus memenuhi spesifikasi dan tenggat waktu yang ada di dalam kontrak, yakni paling lambat 15 Desember 2013. Satu paket yang berhasil dilelang dimenangkan oleh PT Ifani Dewi. Adapun anggaran yang dialokasikan untuk pengadaan bus-bus tersebut sekitar Rp 1 triliun.

Apabila pembelian bus itu berjalan sesuai rencana, Pristono memperkirakan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan menyerap anggaran sebesar 81 persen. Mengingat masih ada program lain, Pristono mengaku yakin Dishub DKI akan menyerap anggaran sebesar 97 persen sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

"Kalau terserap itu bukan soal uang yang kembali. Kalau memang ada kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan, itu tidak masuk hitungan penyerapan. Kalau kita masuk semua," ujarnya.

Meleset dari target

Ratusan bus yang datang pada akhir Desember mendatang ternyata tak memenuhi jumlah target awal sebanyak 1.000 unit bus. Bahkan, beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebutkan kalau pembelian bus sedang tahun ini meleset karena kegagalan lelang.

"Pembelian bus sedang itu bisa dikatakan gagal dan di luar target," kata Basuki.

Oleh karena itu, rencananya, Pemprov DKI akan mengubah perencanaan pengadaan bus sedang. Tahun depan, DKI tidak lagi menggunakan sistem lelang tender, tetapi membeli dengan sistem e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP). Maka, target pengadaan bus tahun depan akan berjumlah fantastis, yakni 4.000 bus. Jumlah itu terdiri atas 3.000 bus sedang dan 1.000 bus transjakarta.

Pemprov DKI hanya akan meminta spesifikasi teknis yang ada kepada LKPP. Kemudian pihak LKPP-lah yang menetapkan merek dan harganya sehingga DKI dapat langsung membelinya melalui e-catalog.

Pembelian bus sedang menjadi prioritas Pemprov DKI dalam mengalokasikan anggaran belanja mereka di tahun depan. Pengadaan transportasi massal sebanyak-banyaknya juga untuk meminimalkan serbuan mobil-mobil murah yang datang ke Ibu Kota.

Selain penanganan kemacetan, APBD DKI 2014 yang diusulkan sebesar Rp 67 triliun itu juga akan dialokasikan untuk penanganan banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com