Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas PA: Ahok Mungkin Geram sampai Bilang "Calon Bajingan"

Kompas.com - 20/11/2013, 13:35 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menilai, ucapan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyebut pelajar nakal sebagai "calon bajingan" karena lelaki yang akrab disapa Ahok itu sedang emosional.

Kendati demikian, Komnas PA menilai, sebagai pejabat publik, Basuki seharusnya tak perlu sampai mengeluarkan kalimat semacam itu. "Pernyataan Ahok mengenai kata banjingan itu sebenarnya tidak boleh digunakan pemimpin publik. Walaupun saya paham itu karena Ahok geram," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, saat ditemui di Kantor Komnas PA, Rabu (20/11/2013).

Arist menyatakan, Komnas PA sudah mengambil sikap dan menyatakan tidak setuju dengan  pernyataan Basuki dalam menanggapi kasus pembajakan bus oleh 38 pelajar salah satu SMA di wilayah Jakarta Selatan itu.

Dari jumlah itu, 35 pelajar akhirnya dipindahkan dari sekolah mereka akibat perbuatan tersebut. Namun, Komnas PA, kata Arist, mengambil langkah membantu orangtua agar pelajar itu dapat diterima kembali bersekolah di sana.

Arist mengatakan, anak-anak itu justru seharusnya dibina agar menjadi lebih baik, bukan dikeluarkan. "Saya sudah kirimkan surat untuk diterima kembali anak-anak itu di sekolah. Jadi supaya mereka itu justru dibimbing dan diasuh untuk menjadi duta anti-kekerasan," ujar Arist.

Alasan lainnya, lanjut Arist, selama ini anak-anak disalahkan karena perilaku mereka yang negatif. Namun, penyebab munculnya perilaku tersebut tidak pernah dijawab pihak-pihak seperti orangtua, lembaga pendidikan, bahkan pemerintah.

"Yang dilihat setelah ada kejadian, setapi sebabnya tidak pernah dijawab atau dicarikan solusinya. Kalau menghukum memang gampang, tapi apa menyelesaikan masalah? Kan tidak," ujar Arist.

Kasus-kasus seperti pelajar menyiram air keras, pembajakan bus, dan tawuran pelajar yang pernah terjadi, misalnya di Ibu Kota, menurutnya harus dijawab semua pihak yang berkepentingan. Arist mengatakan, akar permasalahan sampai tindakan itu bisa terjadi berulang mesti dijawab. "Padahal sudah ada yang dihukum kan?" ujar Arist.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Perundungan Pelajar SMP di Citayam, Pelaku Jambak dan Pukul Korban Pakai Tangan Kosong

Megapolitan
Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Kemenhub Sesalkan Kasus Dugaan KDRT yang Dilakukan Pegawainya

Megapolitan
Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak 'Ngopi' Bareng

Dijebak Bertemu Perundungnya, Siswi SMP di Bogor Awalnya Diajak "Ngopi" Bareng

Megapolitan
Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Tingkah Oknum Pejabat Kemenhub: Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci Usai Ketahuan Selingkuh, lalu Lakukan KDRT

Megapolitan
2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

2 Perundung Siswi SMP di Bogor Terancam Dikeluarkan dari Sekolah

Megapolitan
Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Polisi Bongkar “Home Industry” Narkoba di Bogor

Megapolitan
Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Polisi Amankan Dua Pelaku Perundungan Siswi SMP di Citayam

Megapolitan
Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Dirundung karena Rebutan Cowok, Siswi SMP di Bogor Dijebak untuk Bertemu

Megapolitan
Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Dewan Pertimbangan Jagokan Ahmed Zaki Jadi Bacagub Jakarta dari Golkar

Megapolitan
Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com