Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI dan Komnas Perempuan Luncurkan Situs Pengaduan Kasus Kekerasan Seksual

Kompas.com - 06/12/2013, 15:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Komisi Nasional (Komnas) Anti-kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) meluncurkan situs pengaduan kasus kekerasan seksual.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang meresmikan situs itu menyambut baik peluncuran www.kekerasanseksual.komnasperempuan.or.id.

"Saya minta website ini bisa di-link-an ke website pribadi saya, paling tidak untuk bantu promosilah. Supaya banyak warga tahu kalau website ini untuk memberikan perlindungan pada perempuan dan anak," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Jumat (6/12/2013).

Penanganan korban kekerasan seksual, kata Basuki, tidak bisa dilakukan sendiri oleh Pemprov DKI maupun Komnas Perempuan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama dengan warga Jakarta lainnya.

Pemberantasan kekerasan seksual ini membutuhkan banyak relawan yang dapat memberikan dorongan moril bagi korban kekerasan seksual. Bahkan, Basuki membuka peluang sebesar-besarnya bagi Komnas Perempuan, apabila memiliki masalah dalam keterbatasan materi, untuk tidak segan melapor kepadanya. Basuki mengaku akan menganggarkan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Di samping itu, DKI sedang mengkaji pengembangan sistem layanan gawat darurat 119 atau Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (PGDT) yang telah beroperasi sejak 1 Maret 2013 lalu.

Layanan itu tidak hanya memberikan informasi tentang pelayanan kegawat-daruratan terkait pencarian ruang rawat inap kelas III dan unit alat kesehatan seperti Neonatal Intensive Care Unit (NICU), PICU, ICU, dan ICCU, melainkan juga menerima laporan kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak.

Pengaduan melalui 119 akan langsung ditindaklanjuti ke pihak kepolisian. Selama ini, bila terjadi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), seperti pemukulan atau kekerasan seksual terhadap ibu dan anak, korban biasanya melaporkan kasus tersebut ke puskesmas.

Setiap puskesmas kecamatan memiliki unit pelayanan KDRT yang akan meneruskan kasus tersebut ke pihak kepolisian. "Kita ingin mengembangkan pelayanan di Dinas Kesehatan dengan nomor 119. Nomor ini akan dipakai juga untuk terima laporan kekerasan seksual dalam rumah tangga," ujar pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Rute Transjakarta 2F Rusun Cakung Barat-Pulogadung

Megapolitan
Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com