Jamal (80), salah seorang warga Taman Burung, mengaku ditawari unit rusun oleh pihak kecamatan. Namun, dia memilih bertahan dengan mendirikan tenda di Jalan Pluit Timur Blok G, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Rumah saya kan hancur. Sekarang diminta pindah ke rumah susun. Kalau saya tetap pindah terus enggak bisa bayar gimana? Pasti kan saya diusir juga di sana," ujar Jamal kepada Kompas.com, Senin (16/12/2013).
Jamal mengungkapkan kekecewaannya kepada Jokowi. Dia mengingatkan bahwa saat pemilihan gubernur kemarin, 99 persen warga Taman Burung Waduk Pluit memilih Jokowi. "Jokowi dulu bilang wong cilik, sekarang wong licik," ucapnya.
Tuan Ali (38), Ketua Paguyuban Taman Burung, mengungkapkan bahwa warga, yang masih bertahan, meminta ganti rugi berupa uang. "Ada sekitar 150 warga yang masih bertahan. Kalau yang pindah rusun, paling satu-dua orang. Itu juga pengontrak," ujarnya.
Menurut Camat Penjaringan Rusdiyanto, sampai saat ini ada 141 kepala keluarga (KK) yang sudah dipindahkan ke Rusun Pinus Elok dan Rusun Cipinang Muara, dengan rincian 88 KK dipindah ke Rusun Pinus Elok Jakarta Timur dan 53 KK dipindah ke Rusun Cipinang Muara, Jakarta Timur. Adapun yang masih bertahan berjumlah 35 KK.
"Yang dimaksud tidak ada relokasi (adalah) bagi yang memiliki bangunan sendiri, tapi tidak ditempati sendiri atau dikontrakkan," ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi memberikan pernyataan bahwa warga yang rumahnya dibongkar memang tidak memenuhi kriteria mendapatkan rumah susun. Sebab, mereka tidak ber-KTP DKI dan mengontrak kepada warga yang menguasai lahan itu, yang diketahui merupakan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.