Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Holly Dirancang di BPK

Kompas.com - 20/03/2014, 11:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa pembunuh Holly Angela Rahayu, mantan auditor Badan Pemeriksa Keuangan, Gatot Supiartono, menjalani sidang perdana pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (19/3/2014).

Dalam sidang itu, Jaksa Penuntut Umum Hayin Suhikto mendakwa Gatot dengan pasal primer 338 jo 56 dan 353 jo 56, dengan ancaman hukuman mati.

Persidangan yang digelar di lantai 2 ini dimulai pada pukul 10.50 WIB. Mengenakan pakaian batik lengan pendek, Gatot tampak serius mendengarkan dakwaan jaksa. Pembacaan dakwaan berlangsung sekira 30 menit. Gatot, yang didampingi kuasa hukumnya, Afrian Bondjol, terlihat tenang.

Persidangan yang dipimpin Hakim Badrun Zaeni itu berlangsung hampir satu jam. Seusai persidangan, Gatot tetap diam seribu bahasa.

April-Agustus

Hayin memaparkan, April sampai Agustus 2013, Gatot merencanakan pembunuhan terhadap Holly, istri yang dinikahinya secara siri pada 2011 di Bandung. Rencana itu dibahas di lantai 6 Gedung BPK.

Gatot kemudian berkenalan dengan Surya Hakim. Dia lalu memintanya untuk menjadi sopir pribadi yang bertugas mengantar jemput ke tempat tinggal Holly di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan, dan ke kantor BPK.

Gatot pun kian akrab dengan Surya Hakim. Bahkan, Gatot sering bercerita kepada Surya tentang pernikahan sirinya dengan Holly. Dia juga tak sungkan menceritakan sikap Holly yang suka marah-marah.

Surya Hakim pun menawarkan kepada Gatot untuk menghabisi nyawa Holly dengan cara disantet. Gatot setuju, dan dia diperkenalkan kepada seseorang yang bernama Uyat. Namun, Uyat mengaku tidak bisa membunuh dengan cara menyantet. Ia hanya bisa menyembuhkan orang.

Uyat kemudian meminta Surya menghubungi Pagu. Akhirnya, Pagu menyanggupi pembunuhan itu dengan cara seolah-olah dirampok di taksi. Pagu meminta upah Rp 200 juta untuk jasanya itu. Gatot menyanggupi permintaan, tetapi tidak setuju dengan cara yang diusulkan Pagu.

Eksekusi pembunuhan terhadap Holly Angela terjadi pada 30 September 2013 malam. Para pelaku juga sudah menyiapkan hardcase (bungkus luar) gitar untuk menyimpan jasad Holly serta kopi yang diyakini bisa menghilangkan bau busuk mayat. (bin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com