Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawan RSCM Tak Bisa Mencoblos

Kompas.com - 09/04/2014, 12:46 WIB
Agita Tarigan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Akibat tidak ada konfirmasi dari petugas Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), sejumlah pekerja batal masuk daftar pemilih tambahan di Kelurahan Kenari, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

"Perwakilan RSCM waktu itu bilang mau kasih nama ke kelurahan, tapi sampai sekarang enggak ada," kata Sekretaris Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Kenari, Sunardi, kepada Kompas.com, Rabu (9/4/2014).

Menurut Sunardi, seorang petugas RSCM telah mendatangi kantor Kelurahan Kenari sepekan lalu. Petugas tersebut mengatakan hendak memberikan 251 nama karyawan kepada petugas PPS kelurahan untuk dimasukkan ke dalam daftar pemilih tambahan. Hal itu, karena sejumlah karyawan tersebut dijadwalkan akan mencoblos ketika sedang bekerja.

Namun, hingga pemungutan suara berlangsung hari ini, PPS Kelurahan Kenari tidak menerima data tersebut.

Sunardi maupun anggota PPS Kelurahan Kenari yang lain tidak mengetahui pasti alasan data tersebut tidak jadi diberikan. Ia menduga ada perubahan kebijakan mengenai pencoblosan yang ditetapkan petugas rumah sakit.

Menurut Sunardi, para karyawan RSCM akan dirujuk ke tempat pemungutan suara (TPS) nomor 15 bila masuk dalam daftar pemilih tambahan. Namun, bila dapat menunjukkan surat A5 dari kelurahan tempat tinggal sebagai tanda pindah TPS, maka mereka tetap dapat ikut mencoblos di sana.

TPS tersebut terletak paling dekat dari RSCM. TPS di Jalan Kenari tersebut berjarak 200 meter dari RSCM. Hingga pukul 09.15 WIB, tidak ada karyawan maupun pasien RSCM yang telah terdaftar memilih di sana.

Beberapa karyawan yang bekerja di RSCM mengakui tidak mencoblos pada pemilu ini. "Tahun ini agak enggak jelas infonya, soalnya TPS udah enggak ada di sini (RSCM)," kata Mala, perawat di RSCM.

Menurut Mala, karena tahun ini tak dibangun TPS di RSCM, karyawan yang bekerja pada hari itu dibebaskan untuk memilih di mana saja. Namun, bila ingin memilih di TPS sekitar rumah sakit, mereka harus mengurus sendiri kelengkapan pemindahan pemilihan tersebut. Karena belum sempat mengurus, dia pun golput.

Yahrul, sekuriti di RSCM, juga mengatakan bahwa jam kerja yang dimulai sejak pukul tujuh pagi hingga pukul dua siang membuatnya melepaskan hak suaranya. Sebab, jarak antara tempat tinggalnya di Depok dengan RSCM terpaut jauh, sehingga ia tak dapat menyoblos di TPS dekat rumahnya karena sudah tutup.

Menurut Yahrul, petugas rumah sakit awalnya berniat mengumpulkan surat A5, namun karena tak ada koordinasi hal tersebut batal dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com