Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Sekolah Pun Anak-anak Bisa Dibunuh...

Kompas.com - 05/05/2014, 13:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penganiayaan siswa sekolah dasar terhadap adik kelasnya sendiri hingga berujung meninggal dunia di Makasar, Jakarta Timur, disayangkan banyak pihak. Ke mana para tenaga pendidik saat aksi kekerasan tersebut terjadi?

"Kejadian ini menggambarkan secara nyata, bahkan di lingkungan lembaga pendidikan pun, anak-anak tidak aman," ujar Sekretaris Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak atau Komnas PA, Samsul Ridwan kepada Kompas.com, Senin (5/5/2014).

Samsul memaparkan, meski secara umum kasus itu merupakan murni tindakan kriminal atau pidana, sebenarnya kasus itu menggambarkan buruknya sistem pendidikan, khususnya Jakarta. Di satu sisi, perkembangan zaman dengan segala produknya, mulai tayangan televisi, ketiadaan keteladanan pemimpin, hingga faktor kondisi ekonomi, tidak membuat lingkungan menjadi tempat yang baik bagi tumbuh kembang anak. Hal tersebut pun ditambah dengan sistem pendidikan yang lebih mementingkan deretan angka daripada perilaku dan moral.

"Kecerdasan anak menangkap kejadian negatif di lingkungannya sering kali dipraktikkan oleh anak, dan sistem pendidikan kita tak dapat menangkal hal itu. Sungguh memprihatinkan," tuturnya.

Hasilnya? Tentu kasus-kasus kekerasan seperti yang menimpa Renggo adalah imbasnya.

Samsul mengatakan, setiap tahun pihaknya menerima sekitar 100 laporan tindakan kekerasan terhadap anak, baik oleh tenaga pengajar ataupun sesama pelajar.

"Bentuk kekerasannya beragam, tidak hanya fisik, tapi juga ada kekerasan verbal hingga seksual," ujar Samsul.

Samsul berharap, pemerintah menjadikan deretan kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah tersebut bahan evaluasi sistem pendidikan yang baik dan tepat. Jika tidak dimulai dari sekarang, Samsul khawatir "generasi kekerasan" lahir di Indonesia.

Sebelumnya diberitakan, Renggo Khadafi dianiaya oleh kakak kelasnya di sekolahnya di bilangan Makasar, Jakarta Timur. Saat istirahat sekolah, Renggo yang tengah berjalan tergesa-gesa tidak sengaja menyenggol makanan ringan seharga Rp 1.000 yang dibawa oleh kakak kelasnya tersebut hingga terjatuh. Renggo telah meminta maaf atas ketidaksengajaannya tersebut. Bahkan, ia mengganti makanan ringan yang telah jatuh tersebut.

Namun, tindakan tersebut tidak cukup bagi Y. Keesokan harinya Y menganiaya Renggo. Sekujur tubuh Renggo dipukuli. Mulut bocah malang itu pun disumpal gagang sapu hingga mengeluarkan darah. Orangtua sempat membawa Renggo ke RS Polri. Namun naas, dia tak tertolong. Jenazah bocah malang itu disemayamkan di kediaman Ketua RT, di Kebon Pala 1, Jalan Asri RT 10 RW 7 Halim Perdanakusuma, Makasar, Jakarta Timur. Jenazah telah dimakamkan di TPU Kampung Asem, Halim Perdanakusuma, Minggu siang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com