Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Sabu Berkedok Bengkel Las

Kompas.com - 19/05/2014, 22:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sudah sering kali digerebek, usaha rumahan sabu ternyata masih bermunculan. Pekan lalu, polisi kembali menggerebek praktik industri pembuatan sabu rumahan di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.

Usaha industri sabu itu dilakukan oleh RU alias HA alias AL. Ia mendirikan usaha itu di salah satu ruangan di lantai tiga sebuah ruko yang terletak di Jalan Utama Sakti Raya, Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grobol Petamburan, Jelambar.

Untuk menyamarkan industri barang haram itu, pemilik menyamarkan usaha seolah-olah sebagai tempat usaha bengkel las. ”Pelaku menyamarkan usaha sebagai bengkel las. Rukonya tiga lantai. Lantai tiga dijadikan tempat pembuatan sabu. Untuk mengelabui, lantai satu dan dua dijadikan tempat bengkel las,” ungkap Kepala Subdirektorat I Narkoba Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Arsdo Ever Simatupang, Minggu (18/5).

Meski disamarkan sebagai bengkel, polisi dapat membongkar kedok tersebut dan menangkap tersangka. Arsdo menyebutkan, pihaknya dapat membongkar pabrik sabu berkedok bengkel las itu setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.

Dari lokasi penggerebekan tersebut, polisi mengamankan sejumlah prekursor, seperti HCL 20 liter, aseton 60 liter, red fosfor 1 liter, asma soho 400.000 butir (112 kilogram) yang diambil efedrinanya sebagai bahan prekursor, dan 15 gram sabu.

Turut diamankan juga peralatan pembuatan, seperti 1 alat pres, 2 alat distilasi, 2 kipas angin, dan 2 alat penyulingan.

Menurut Arsdo, tersangka mengaku membuat sabu tersebut seorang diri, mulai dari membeli bahan baku, memproses, hingga menjualnya. ”Namun, kami masih mendalami pengakuan tersangka ini, apakah memang ia bekerja sendiri atau ada pelaku lain,” ujarnya.

Polisi masih menyelidiki dari mana pelaku memperoleh bahan baku untuk pembuatan sabu tersebut. Direktur Reserse Narkoba Komisaris Besar Eko Daniyanto kepada wartawan mengatakan, polisi terus menyidik kasus ini.

Dari pengakuan tersangka, pabrik itu sudah dikelola sejak delapan bulan silam. Polisi sudah melakukan pengintaian sejak Desember 2013 dan menggerebek pabrik sabu itu pada Jumat pekan lalu. Menurut Arsdo, tersangka mengaku menghasilkan sekitar 2-3 ons sabu per bulan.

Arsdo menambahkan, pabrik sabu rumahan ini harus diwaspadai karena sering disamarkan dengan berbagai kedok, seperti bengkel atau usaha lain.

”Selain penegakan hukum, kami juga melakukan tindakan preventif, seperti penyuluhan kepada warga agar waspada jika ada yang mencurigakan,” ujarnya.

Polisi telah beberapa kali menggerebek pabrik sabu rumahan. Pada tahun lalu, misalnya, aparat Subdirektorat Psikotropika Polda Metro Jaya menggerebek pabrik sabu di rumah mewah Vila Melati Mas, Blok G1, Nomor 16, Jelumpang, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Produksi pabrik itu diperkirakan senilai Rp 1 miliar per hari.

Pemilik pabrik berinisial Pg (40) ditangkap dalam penggerebekan itu. Barang bukti yang disita dari rumah pabrik itu adalah satu set peralatan laboratorium aktif, puluhan botol berisi cairan kimia untuk sabu, enam stoples besar fosfor, lima jeriken aseton, tiga liter alkohol, satu karung bubuk soda, lima bong, dan dua pucuk senjata jenis air softgun, serta satu kilogram sabu siap jual dan 10 kilogram sabu setengah jadi. (RAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com