Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ibu Hadi, Agen Penyalur PRT yang Diduga Perdagangkan Manusia

Kompas.com - 04/08/2014, 15:08 WIB
Laila Rahmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wuryani Hadi (68), seorang pengusaha penyedia jasa pekerja rumah tangga (PRT), berpendapat bahwa agen penyalur, seperti dirinya, merupakan pihak yang turut andil dalam membantu kinerja pemerintah. Anggapan agen penyalur PRT yang terkesan sebagai pihak ilegal dan tidak bertanggung jawab pun ditepisnya.

"Niat saya ini baik. Saya ini membantu pemerintah mengentaskan masyarakat miskin, mengurangi pengangguran," kata Ibu Hadi, sapaan akrab Wuryani Hadi, di kantornya, PT Hadi Jaya di Jalan Kartini, Pancoran Mas, Depok, Senin (4/8/2014).

Wanita asal Sragen itu pun menuturkan, pada awal usahanya berdiri, dia sudah berulang kali akan ditangkap polisi karena dicurigai sebagai bagian dari usaha perdagangan manusia.

"Waktu saya naik kereta bawa 26 orang, itu pertama kalinya saya bawa orang banyak ke Jakarta, tahun 1985, ada polisi mencegat saya dan bilang bahwa saya mau ditangkap karena dianggap mau jual orang," katanya.

Ia pun lalu menjelaskan duduk perkaranya, tetapi polisi tidak percaya begitu saja. Barulah ketika polisi mendatangi rumah Bu Hadi di Sragen, semuanya jelas.

"Sejak itu, polisinya malah bantuin saya, ikut ngawasin kalau saya bawa orang ke Jakarta," tuturnya.

Pengalaman berurusan dengan polisi tersebut terus terjadi, tak hanya di Sragen, tetapi juga di Depok, hingga ia mengurus izin usaha beberapa tahun setelahnya, yakni sebagai penyedia jasa PRT.

Pariyah, pekerja PT Hadi Jaya yang bertugas mencari orang untuk disalurkan kerja melalui Hadi Jaya, mengungkapkan bahwa dia juga pernah berurusan dengan polisi karena membawa banyak orang.

"Saya jelaskan aja. Orang saya enggak salah kok ngapain takut," kata Pariyah, yang mencari pekerja dari wilayah Sragen dan sekitarnya.

Hadi Jaya memiliki puluhan cabang kantor yang tersebar di seluruh Indonesia, antara lain Pekanbaru, Aceh, Kupang, Ende, Maumere, dan Pontianak. Bisnis yang dirintis sejak 1985 tersebut menyediakan jasa PRT, baby sitter, perawat orang jompo, dan pekerja jasa lainnya, seperti pegawai salon dan pelayan restoran.

Pada musim habis Lebaran seperti ini, agen penyalur seperti Hadi Jaya kebanjiran permintaan hingga 10 kali lipat dari biasanya.

"Hari ini kita baru mau buka. Memang yang datang langsung belum ada, tetapi yang pesan lewat telepon sudah banyak, ratusan. Pekerjanya (tenaga kerja baru) baru datang besok dari Lampung, 50 orang," kata Ibu Hadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB 'Online', Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

PPDB "Online", Disdik DKI Jamin Tak Ada Celah bagi Oknum Jual Beli Kursi Sekolah

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma 'Settingan'

Selebgram Zoe Levana Bantah Tudingan Terjebak di Jalur Transjakarta Cuma "Settingan"

Megapolitan
Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Kasus DBD di Tangerang Selatan Meningkat, Paling Banyak di Pamulang

Megapolitan
'Flashback' Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

"Flashback" Awal Kasus Pembunuhan Noven di Bogor, Korban Ditusuk Pria yang Diduga karena Dendam

Megapolitan
Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Ketua Kelompok Tani KSB Dibebaskan Polisi Usai Warga Tinggalkan Rusun

Megapolitan
Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Polda Metro: Dua Oknum Polisi yang Tipu Petani di Subang Sudah Dipecat

Megapolitan
Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Pasar Jambu Dua Bogor Akan Beroperasi Kembali Akhir Juli 2024

Megapolitan
PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

PPDB SD Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur dan Jadwalnya

Megapolitan
Larang Bisnis 'Numpang' KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Larang Bisnis "Numpang" KK Dalam Pendaftaran PPDB, Disdik DKI: Kalau Ada, Laporkan!

Megapolitan
Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA: Edukasi Anak sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com