Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Siap Bekerja Sama Selidiki Kasus Bus Transjakarta Terbakar

Kompas.com - 30/08/2014, 14:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Sekretariat Komite Nasional Keselamatan Transportasi Aca Mulyana, Jumat (29/8/2014), mengatakan, KNKT belum berencana turut menginvestigasi kasus kebakaran bus transjakarta. Akan tetapi, KNKT menyambut baik jika Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga pihak kepolisian mengajak bekerja sama mengungkap fakta di balik terbakarnya bus transjakarta.

Bagi Aca, kebakaran bus transjakarta yang terjadi sampai lima kali memang seharusnya menjadi perhatian semua pihak.

”Akan lebih baik jika ada surat dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta kepada KNKT. Pada dasarnya kami menyambut baik jika ingin kerja sama,” kata Aca.

Namun, Aca mengingatkan bahwa KNKT menjalankan tugasnya sesuai amanah undang-undang. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang KNKT mengatur serta membatasi kewenangan KNKT.

Berdasarkan dua peraturan itu, KNKT baru berwenang terjun menginvestigasi sebuah kecelakaan melibatkan transportasi umum jika ada delapan korban jiwa.

Rombak aturan

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan, aturan yang mendasari kerja KNKT itu yang perlu dirombak. Danang menekankan bahwa risiko kematian pada kasus kebakaran transjakarta ini amat besar. Aturan yang membatasi KNKT perlu dirombak agar lebih luwes.

”Perlu ada investigasi independen. MTI mendesak agar dilakukan investigasi mendalam dan pemerintah pusat ataupun DKI bisa bekerja sama sesegera mungkin,” katanya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih mengatakan, Dinas Perhubungan memiliki kompetensi dan kapabilitas untuk melakukan investigasi secara independen.

”Karena nanti pengadaan bus akan dilakukan PT Transjakarta dan Dishub punya wewenang untuk tahu semua proses pengadaannya. Tapi, kalau Dishub mau, tunjuk pihak independen lain, kami pasti siap menerima,” katanya.

Minta maaf

Kosasih dan Kepala Unit Pelaksana Transjakarta Pargaulan Butar-Butar, beberapa saat setelah kejadian bus transjakarta terbakar di dekat Halte Masjid Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (28/8), meminta maaf kepada masyarakat. Kebakaran bus transjakarta di Halte Masjid Agung berdampak pada terganggungnya layanan bus berjalur khusus tersebut.

”Bus dengan merek Yutong ada 30 unit. Terbakar satu tinggal 29 unit. Kini selain menyelidiki bus yang terbakar, 29 unit lain juga turut diperiksa kelayakannya. Jadi, pelayanan penumpang pasti terganggu. Untuk itu, kami mohon maaf,” kata Kosasih.

Halte Masjid Agung sampai sore kemarin dibiarkan kosong dengan garis polisi melintang di depannya. Halte yang gosong itu dijaga beberapa orang di bagian pintu masuk yang tersambung dengan fasilitas tangga penyeberangan. Namun, koridor khusus bagi transjakarta di lokasi tersebut telah bisa dilalui.

Bus yang terbakar, Kamis lalu, baru dioperasikan pada Januari 2014. Bus-bus sejenis dikelola oleh UP Transjakarta dan dibeli dengan anggaran APBD 2013. Bus-bus baru itu sejak awal telah didera masalah. Temuan lebih dari 10 unit bus baru berkarat, misalnya, sampai menyeret mantan Kepala Dinas DKI Jakarta Udar Pristono sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan bus yang kini ditangangi Kejaksaan Agung. (NEL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com