Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Setuju Sanksi Derek untuk Parkir Liar, Namun Kurang Sosialisasi

Kompas.com - 08/09/2014, 19:30 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penertiban parkir liar di Jakarta telah dimulai hari ini, Senin (8/9/2014). Beberapa pengendara yang menjadi sasaran penertiban ini pun memberikan berbagai masukan untuk Dinas Perhubungan DKI.

Salah satunya yaitu Aditya Hendrawan (36) warga Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemilik mobil Toyota Yaris yang diderek ke pul Dishub Rawa Buaya, Jakarta Barat ini mengeluhkan minimnya pemberitahuan tentang sanksi parkir liar dan derek ini.

"Sosialisasi kurang. Penyampaiannya jangan kadang ada kadang enggak " kata Aditya kepada Kompas.com, Senin petang. [Baca: Mobilnya Diderek, Pemilik Mobil Merasa Dirampok]

Aditya menambahkan, kalau memungkinkan, dia ingin agar ada satu hari khusus di mana petugas dapat memberitahukan secara langsung wacana penertiban ini. Alasannya agar warga bisa menerima dan maklum kalau saat parkir di tempat liar mobilnya diderek.

Namun, soal peraturan dilarang parkir liar, Aditya setuju dan mendukung pelaksanannya agar bisa benar-benar diterapkan.

Pemilik mobil lainnya, Ali Rusdi (57) dan Ellen (57), mengkritik pelaksanaan penertiban parkir liar ini. Ellen dan suaminya kebingungan saat menemukan mobilnya yang sudah tiba-tiba tidak ada di parkir liar pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Ellen ingin agar lain kali diberikan informasi mengenai derek yang dilakukan. "Enggak ada petunjuk apa-apa jadinya bingung," kata Ellen.

Ali dan Ellen berangkat dari rumahnya di Bekasi untuk belanja di pasar Tanah Abang seperti biasanya. Namun seusai berbelanja, mereka sempat kebingungan dan panik kenapa mobilnya yang diparkir sudah tidak ada.

Saat itu sudah tidak ada lagi petugas Dishub dan warga sekitar. Mereka baru tahu kendaraannya diderek setelah ada tukang parkir yang memberitahukan hal tersebut. Setelah itu barulah Ali dan Ellen bisa membayar biaya retribusi sebesar Rp 500 ribu, kemudian mengambil mobil Honda Freed mereka di Rawa Buaya.

Aditya Rahman (25), yang terkena penertiban di Thamrin City, Jakarta Pusat berpesan agar di semua daerah diberlakukan kebijakan serupa sehingga tidak hanya beberapa tempat yang ditertibkan. "Parkir liar di tempat lain masih banyak, kalau bisa sih maunya diratain," kata karyawan swasta tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Pilkada DKI Jalur Independen Dinilai Sepi Peminat karena Beratnya Syarat Dukungan

Megapolitan
Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Maju Pilkada Jakarta, Dharma Pongrekun: Dukungan Rakyat yang Menitipkan Masa Depannya

Megapolitan
Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Gunungan Sampah Longsor, TPA Cipayung Depok Sudah Tutup 2 Hari

Megapolitan
Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Soal Wacana Juru Parkir Liar Minimarket Diberi Pekerjaan, Pengamat: Lebih Baik Dijadikan Jukir Legal

Megapolitan
Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Walkot Tangsel Sebut “Study Tour” ke Luar Daerah Bisa Diganti Kegiatan Sosial

Megapolitan
Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Kumpulkan 749.298 Dukungan Warga untuk Pilkada DKI, Dharma Pongrekun: Kuasa Tuhan

Megapolitan
Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Menurut Pakar, Dua Hal Ini Bikin Cagub Independen DKI Jakarta Sepi Peminat

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Pelabuhan Tanjung Priok Macet Total Hari Ini, Pengendara: Bikin Stres

Megapolitan
Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Macet Total di Pelabuhan Tanjung Priok-Cilincing, Sopir JakLingko Habiskan 3 Jam Sekali Narik

Megapolitan
Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pengamat Transportasi: Insiden Serupa Terjadi Hampir Setiap Hari

Megapolitan
Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Sespri Iriana Jokowi Optimistis Maju Cawalkot Bogor meski Belum Ada Partai Pengusung

Megapolitan
Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan 'Study Tour' ke Luar Daerah

Walkot Tangsel Minta Sekolah Tunda Kegiatan "Study Tour" ke Luar Daerah

Megapolitan
Dharma Pongrekun Fokus Perbaiki Syarat Dokumen untuk Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Fokus Perbaiki Syarat Dokumen untuk Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Baik dan Buruk 'Study Tour' di Mata Orangtua Murid, Ada yang Mengeluh Kemahalan...

Baik dan Buruk "Study Tour" di Mata Orangtua Murid, Ada yang Mengeluh Kemahalan...

Megapolitan
Juru Parkir Liar Minimarket Bakal Ditertibkan, Pengamat: Siapa yang Mengawasi Keamanan Kendaraan?

Juru Parkir Liar Minimarket Bakal Ditertibkan, Pengamat: Siapa yang Mengawasi Keamanan Kendaraan?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com