JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah-sekolah pagi dan petang menyambut positif rencana penggabungan sekolah oleh Pemerintah provinsi DKI Jakarta. Dengan penggabungan ini, sekolah dapat berada dalam satu komando yang baik untuk kemajuan sekolah.
Kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri 08 Petang Manggarai, Purnomo, mengatakan, meskipun saat terpisah-pisah sekolah bisa bekerja sama dengan baik, namun penggabungan memudahkan sekolah untuk melakukan kegiatan belaja-mengajar.
"Sekolah akan lebih mudah membuat kebijakan saat berada dalam satu komando," ujarnya kepada Kompas.com saat ditemui di kantornya, Jumat (19/9/2014).
Ia menyebutkan, SDN 08 Petang Manggarai berbagi tempat dengan SDN 05, 06, dan 07. Gedung tersebut sebenarnya perlu dimanfaatkan guna menunjang aktivitas belajar mengajar, namun karena belum ada kebijakan yang jelas, malah digunakan sebagai gudang.
Selain itu kebijakan, menurut Purnomo, urusan administrasi dan fasilitas pun akan lebih praktis saat sekolah digabungkan. Misalnya kebutuhan listrik dan air sekolah.
Kendati demikian, sebelum benar-benar digabung, gedung sekolah perlu direnovasi untuk memperbesar daya tampung.
Saat ini, kata Purnomo, siswa yang masuk pagi berjumlah total 800 siswa, sedangkan yang masuk petang sebanyak 371 siswa.
"Kalau direnovasi sih gedung sekolah ini masih bisa menampung sejumlah itu supaya semuanya bisa masuk pagi," kata Purnomo.
Sebelumnya diberitakan, Pemprov DKI Jakarta berencana menghilangkan sistem sekolah pagi dan petang secara bertahap mulai awal 2015. Saat ini, sebanyak 2.329 sekolah negeri di Jakarta menempati sekitar 1.200 gedung. Apabila digabung, jumlah ini akan menyusut menjadi hanya sekitar 1.800 sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.