Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa FPI "Serang" Ahok di Kantor DPRD DKI

Kompas.com - 24/09/2014, 11:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com —Massa dari Front Pembela Islam (FPI) telah tiba di depan Gedung DPRD DKI Jakarta, di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2014) sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka tiba dengan berjalan kaki setelah sebelumnya berangkat dari markas mereka yang terletak di Jalan KS Tubun, Petamburan, sekitar pukul 09.00.

Seperti yang telah diberitakan, kedatangan massa FPI bertujuan untuk melakukan aksi demonstrasi menentang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama naik jabatan menjadi gubernur. Selain FPI, turut hadir pula massa berseragam Forum Betawi Bersatu.

Pantauan Kompas.com, demonstran yang datang berjumlah sekitar 1.000-an orang. Mayoritas demonstran mengenakan pakaian putih-putih. Mereka tampak membawa berbagai macam poster yang bertuliskan kecaman terhadap Ahok, salah satunya "Hei Ahok, jaga bacot lu!".

Aparat keamanan telah disiagakan di lokasi. Wakapolres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Umar Fana mengatakan, jumlah petugas kepolisian yang dikerahkan di lokasi unjuk rasa ada sekitar 545 orang, yang terdiri atas petugas berseragam maupun tak berseragam.

"Petugas tak berseragam jumlahnya 20 persen. Itu dari unit intelijen," kata Umar di lokasi. Petugas kepolisian berseragam berasal dari unit Sabhara. Mereka tampak telah siap dengan tameng dan pentungan, dengan jumlah personel sekitar 100 orang.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada penutupan arus lalu lintas di Jalan Kebon Sirih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com