Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dipelajari Ahok dari Korea Selatan

Kompas.com - 29/09/2014, 11:16 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belajar banyak dalam kunjungan tiga harinya di Korea Selatan, mulai dari 18 hingga 21 September lalu.

Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, banyak hal yang perlu ditiru oleh DKI Jakarta dari Korea Selatan. Salah satunya adalah budaya membuang sampah pada tempatnya. Selama tiga hari mengunjungi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games 2014 itu, kata dia, tidak ada sampah berserakan di sudut kota.

Ahok menjelaskan, sampah-sampah yang terkumpul di sana tidak dibuang ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST), tetapi langsung dibakar.

"Sampahnya itu dipres, diangkut dengan tronton, dan dibakar di tempat pembakaran, seperti incenerator. Kita (DKI) juga bisa mengadopsi itu," kata Ahok.

Rencananya, incenerator (tempat pembakaran sampah) itu akan dibangun di setiap kelurahan di Ibu Kota. Dengan adanya alat tersebut, sampah buangan warga DKI tidak perlu ditimbun lagi di Bantargebang, tetapi langsung dibakar di kantor kelurahan.

Dengan demikian, Pemprov DKI juga tidak perlu repot lagi membayar iuran sampah sebesar Rp 123.000 per ton di Bantar Gebang.

"Saya bingung perjanjian dengan Bantar Gebang. TPST itu kan punya kami, tanahnya punya kami, ada UPT-nya juga. Masak buang sampah ke sana harus bayar Rp 123.000 per ton," kata Basuki.

Apabila teknologi incenerator sulit ditempatkan di kantor kelurahan, alat itu akan dibangun di intermediate treatment facilities (ITF) yang berlokasi di Sunter, Jakarta Utara, tahun depan.

Tata PKL pada tahun 2016

Di sisi lain, Ahok bakal mengadopsi penataan PKL di Gangnam, Korea Selatan, untuk diterapkan di Jakarta. Menurut Basuki, di Gangnam, pemerintah mengizinkan para pedagang berdagang di trotoar dan taman.‎ Namun, jumlah pedagang dan lokasinya ditentukan oleh pemerintah.

Pemprov DKI, lanjut dia, harus secara ketat mengontrol para PKL tersebut. Jika tidak, satu ruas jalan bisa diduduki hingga lima PKL dan dengan mudahnya, ormas (preman) menguasai kawasan itu. Penertiban PKL di Gangnam, Korea Selatan itu bisa diterapkan di Jakarta dengan pendaftaran PKL-PKL yang ada di Jakarta.

‎Saat ini, lanjut dia, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta sedang mendata para PKL yang berjualan di Ibu Kota. Hanya para PKL yang terdaftar itulah yang bisa berjualan di trotoar maupun taman di Jakarta.

"Untuk mencegah preman dan menguasai dan menjual lapak, DKI bakal menerapkan pembayaran retribusi dengan ATM Bank DKI. Sekarang (pendataan) sudah jalan, ada 3.000 PKL yang sudah daftar," kata Basuki.

"Tahun 2015 kami akan uji coba (penertiban PKL), gesekan itu karena akan ada rezeki orang yang diambil, pura-pura gila sajalah. Kami harap (penertiban PKL) 2016 akan beres," lanjut dia.

Tak adopsi pembangunan Tanggul Saemangeum

Apabila Basuki bakal mengadopsi teknik pembakaran sampah serta penataan PKL Korea Selatan, tidak dengan pembangunan tanggul raksasa. Selain untuk menghadiri upacara pembukaan Asian Games 2014, Basuki sengaja ke Korea Selatan untuk meninjau tanggul Saemangeum.

Setelah meninjau, Basuki tidak akan mengadopsi pembangunan tanggul di pantai utara Jakarta seperti di Korea Selatan. Pasalnya, tanggul raksasa di Korea Selatan memiliki konsep berbeda dengan Jakarta.

Konsep pembangunan tanggul Saemangeum bertujuan untuk memecah ombak. Sementara konsep pembangunan tanggul raksasa di Jakarta untuk menanggulangi semakin tingginya permukaan air laut serta meminimalisasi banjir.

Setelah dipelajari, Basuki mengungkapkan rencana pembuatan tanggul raksasa di utara Jakarta lebih mirip pembangunan tanggul di Rotterdam, Belanda.

"Saya kira lebih condong ke Rotterdam, kami kirim PNS ke Belanda tiga bulan. Mungkin nanti dekat akhir tahun, saya mau ke sana (Rotterdam) untuk lihat hasil pelatihannya seperti apa," kata Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com