Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pagi-pagi, Petugas Lion Air "Ngamuk" di Bandara

Kompas.com - 16/10/2014, 09:04 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Insiden tak menyenangkan terjadi di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (16/10/2014) pagi, tepatnya di depan loket check-in maskapai Lion Air. Protes dan kecaman penumpang yang ditolak untuk check-in berbalas ajakan berkelahi dari petugas Lion Air.

Di antara para saksi insiden ini terdapat rombongan wartawan yang hendak meliput kegiatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Yogyakarta. "Kami datang pukul 06.00, loket belum buka. Antre mulai 06.30. Pas pukul 07.00 kurang 5 menit, mereka bilang sudah closing (check-in) by sistem," tutur Andre, staf KPU, Kamis pagi.

Sontak, penolakan itu pun berbuah protes dari belasan calon penumpang yang sudah antre dan ditolak. Terlebih lagi, mereka diminta berganti penerbangan ke hari berikutnya. Di antara protes meminta kejelasan penerbangan dan mekanisme pergantian jadwal tersebut, terselip kata "bego" untuk petugas Lion Air yang bertugas.

"Petugas itu tak bisa memberi solusi. Wajahnya juga tak ada ekspresi bersalah. Kami sudah antre dari pagi. Wajar saja kalau ada kata seperti itu keluar. Eh, petugas itu langsung ngamuk. Satu (terminal) bandara lihat semua," tutur Andre. Dia mencatat, petugas tersebut bernama Dodi Andriyanto.

Andre mengatakan, penerbangan yang memicu insiden ini bertujuan ke Yogyakarta, dengan jadwal lepas landas pada pukul 07.30 WIB. Semula, petugas di loket bandara meminta para penumpang yang gagal berangkat sesuai jadwal ini untuk mencoba peruntungan lagi pada hari berikutnya.

Setelah itu, salah satu wartawan yang turut gagal berangkat sesuai jadwal mengatakan, solusi atas penolakan check-in tersebut kemudian didapat setelah salah satu penumpang menelepon petinggi Lion Air. Sebagian penumpang, termasuk rombongan wartawan ini, mendapat janji ganti penerbangan pada pukul 09.00 WIB dari petinggi Lion Air yang dihubungi itu.

Namun, hingga pukul 09.00 WIB, mereka masih berada di ruang tunggu bandara. "Dapat jadwal yang pukul 11.00. Acaranya di Yogyakarta pukul 11.00 juga. Telat, sudah pasti," kata Andre antara kesal dan tertawa tak berdaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com