Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/11/2014, 14:47 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terlihat tergesa-gesa keluar dari ruang kerjanya, Jumat (7/11/2014) siang.

Tak seperti biasanya, siang ini, pria yang lebih sering dipanggil Ahok itu lebih irit menjawab beberapa pertanyaan dari wartawan peliputnya. Ia pun terlihat berhati-hati dalam mengucapkan kata per kata. Suaranya terdengar lebih pelan dari biasanya.

Memang hari ini Ahok sedang sakit gigi karena sedang masa pemulihan operasi pengangkatan gigi bungsunya.

Jawaban yang dia lontarkan pun terbilang tidak memuaskan. Seperti saat wartawan bertanya perihal harga sembilan bahan pokok (sembako) yang sudah melonjak di pasaran, padahal tarif BBM bersubsidi belum naik.

"Nanti lihat saja seperti apa di pasar. Biar Asekmin (Asisten Sekda bidang Perekonomian-Hasan Basri) yang atur," kata Ahok.

Kemudian wartawan pun mencoba melontarkan pertanyaan lain. Kali ini terkait wacana Ahok soal penyetaraan latar belakang pendidikan ketua RW, minimal SMA. Ahok itu hanya mengatakan tidak ada persyaratan itu. Ketua RT/RW, kata Basuki, dinilai dari cepatnya respons keluhan warga melalui aplikasi Safetypin.com.

Wartawan lain mencoba bertanya Ahok terkait rencana penghapusan honorarium bagi PNS DKI. "Semua honor kami hapus. Kami gunakan TKD (tunjangan kinerja daerah). Dinamis saja," kata Ahok singkat sambil berjalan dengan cepat.

"Sudah ya, saya mau ada acara di istana," kata Ahok mengakhiri wawancara dengan wartawan.

Dengan didampingi dua orang pengawal pribadinya, Basuki terus melangkah cepat menuju halaman belakang Balaikota atau halaman parkir Gedung DPRD DKI. Di situ, sudah menunggu sebuah mobil Toyota Hi-Ace berwarna putih milik Pemprov DKI yang telah bersiap mengantarkan Basuki ke Istana Merdeka.

Hari Jumat ini merupakan hari Jumat pertama di bulan November. Ahok mengikuti Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang Penggunaan Kendaraan Umum bagi Pejabat dan Pegawai di Lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com