Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Hasil Lab "Cangkang Telur" Engkong Naim

Kompas.com - 07/11/2014, 20:46 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emmawati mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium terhadap pria "bertelur", Sinin alias Engkong Naim (62).

Pemeriksaan laboratorium itu dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara. Pihak rumah sakit masih menunggu Engkong Naim mengeluarkan telur. Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada cangkang telurnya. [Baca: Pria "Bertelur": Saya Mau Diperiksa, Saya Mau Sembuh]

"Nanti dilihat analisisnya, apakah telurnya itu kayak telur ayam atau bagian gumpalan lemak. Karena di dalam ilmu kedokteran itu ada namanya lipom (gumpalan lemak, yang jika dikeluarkan berwarna putih)," kata Dien, di Balaikota, Jumat (7/11/2014).

Ia belum mau menebak-nebak penyakit atau kelainan apa yang diderita oleh Engkong Naim. Dia lebih memilih untuk menunggu hasil tes laboratorium. Namun, kata dia, kejadian ini termasuk peristiwa unik yang belum pernah terjadi di Jakarta.

Saat dibawa ke RSUD Koja, Engkong Naim diketahui belum memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Sekarang sudah kami daftarkan untuk kepemilikan kartu BPJS nya dan sedang kami periksa," kata Dien. [Baca: Dokter: Di Dunia Kedokteran, Tak Ada Manusia Bertelur]

Engkong Naim baru tinggal di RT 03 RW 12 Jalan Tanjung Wangi, Penjaringan Jakarta Utara, yakni tempat tinggalnya saat ini, sekitar 10 bulan, sejak Januari 2014. Dia bekerja sebagai operator salah satu percetakan di Jakarta.

Engkong Naim mengaku, saat akan mengeluarkan "telur", dia merasakan gejala tidak biasa. Dia pun kerap meminta tolong tetangganya untuk dipijat. Perutnya diakui terasa sakit.
Engkong Naim mengaku sudah mengalami ini sejak 1998.

Pria asal Grobogan, Semarang, Jawa Tengah, itu mengaku bertelur setiap tiga bulan sekali. Dia sudah pernah menempuh langkah medis ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) satu pekan setelah gejala itu muncul.

Namun, pihak RSCM "angkat tangan". "Ya, di sana saya dirawat tiga minggu di Cipto. Keluarin 'telur' akhirnya mereka percaya 100 persen. (Dokternya) bilang saya enggak bisa berobat di sini, dia angkat tangan," kata Engkong Naim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com