Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Taksi, Kopaja AC, APTB, dan BKTB Naik Rp 1.500

Kompas.com - 11/12/2014, 18:56 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tarif angkutan umum reguler non-ekonomi (kecuali transjakarta) naik sebesar Rp 1.500. Angkutan tersebut meliputi taksi, angkutan perbatasan terintegrasi bus transjakarta (APTB), bus kota terintegrasi bus transjakarta (BKTB), dan kopaja AC.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Muhammad Akbar mengatakan, kenaikan tarif angkutan umum reguler non-ekonomi sudah diperbincangkan dengan para pengusaha.

Menurut Akbar, kenaikan tarif untuk angkutan umum reguler non-ekonomi tidak menggunakan peraturan gubernur (pergub), tetapi hanya surat pemberitahuan.

"Kenaikan angkutan umum reguler non-ekonomi sudah dilakukan sejak minggu lalu, seperti taksi, APTB, BKTB, dan kopaja AC. Tapi, untuk bus transjakarta belum ada kenaikan, tetap Rp 3.500 karena ada public service obligation (PSO) dari pemerintah," kata Akbar saat dihubungi, Kamis (11/12/2014).

Dengan demikian, saat ini tarif yang berlaku untuk kopaja AC dan BKTB adalah sebesar Rp 6.500 (dari sebelumnya Rp 5.000), sedangkan tarif APTB menjadi Rp 9.500 (sebelumnya Rp 8.000).

Sementara itu, untuk taksi, tarif buka pintu batas atas menjadi Rp 8.500 (dari Rp 7.000), sedangkan tarif buka pintu batas bawah menjadi Rp 7.500 (sebelumnya Rp 6.000).

"Kalau untuk tarif per kilometer, tarif batas atas jadi Rp 4.600. Untuk tarif batas bawah jadi Rp 4.000," papar Kepala Bidang Angkutan Darat Dishub DKI Emanuel Kristanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Anak-anak Rawan Jadi Korban Kekerasan Seksual, Komnas PA : Edukasi Anak Sejak Dini Cara Minta Tolong

Megapolitan
Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Ditipu Oknum Polisi, Petani di Subang Bayar Rp 598 Juta agar Anaknya Jadi Polwan

Megapolitan
Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Polisi Periksa Selebgram Zoe Levana Terkait Terobos Jalur Transjakarta

Megapolitan
Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com