Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penangkapan 6 WNI Terduga Pendukung ISIS dan "Promotor"-nya

Kompas.com - 27/12/2014, 16:32 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim kepolisian dari Sub Dit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap enam warga negara indonesia yang hendak berangkat ke Suriah. Mereka diduga akan bergabung dengan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Penangkapan dilakukan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (27/12/2014) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Mereka akan terbang menumpang Qatar Airlines 959 transit Doha.

"Mereka sudah sempat check in, tinggal menunggu berangkat," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes (pol) Rikwanto dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (27/12/2014).

Tiga dari mereka adalah keluarga, yang terdiri pasangan Suami-Istri dan seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Tiga lainnya adalah laki-laki yang merupakan teman dari keluarga ini.

"Penangkapan keenam WNI ini berdasarkan informasi yang didapat oleh Sub Dit Jatanras, bahwa akan ada pemberangkatan sejumlah orang ke Suriah. Dan ternyata benar," ujar Rikwanto.

Dari tangan mereka ditemukan 6 dokumen perjalanan atau paspor yang diduga palsu. Lima paspor berasal dari Makassar, dan satu lainnya berasal dari Palu. Tidak ditemukan identitas lainnya seperti Kartu Tanda Penduduk.

"Saat ditangkap, mereka juga tidak bawa koper seperti mau bepergian. Cuma pakaian di badan dan tas ransel. Sepertinya memang tidak ada niat mau balik lagi," ujar Rikwanto.

Setelah ditangkap, keenamnya langsung dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. Mereka mengaku ingin berangkat ke Suriah karena ingin menjalankan syariat Islam. Mereka merasa tidak bisa menjalankan syariat Islam dengan benar di Indonesia.

"Mungkin saja mereka ini korban penipuan. Seorang yang sangat khusyuk, tawadu dalam beragama kalau tidak matang keilmuannya mudah diarahkan oleh pihak tak bertanggung jawab," tambah Rikwanto.

Promotor

Dari pemeriksaan lanjutan, diketahui bahwa keenam orang ini sudah menetap di Jakarta sejak 23 Desember lalu. Mereka menetap di rumah MA alias AM, di Cibubur, Jakarta Timur.

"MA ini menyiapkan fasilitas untuk enam WNI berangkat ke Suriah. MA ini seperti promotor mereka," ungkap Rikwanto.

Pukul 06.30 WIB, polisi langsung menggerebek rumah MA di Cibubur. MA berhasil diamakankan bersama sejumlah barang bukti berupa buku jihad, Kartu Keluarga, KTP, paspor, dompet, buku tabungan, korek api, senjata tajam sejenis pisau berukuran besar dan korek api berbentuk pistol. Rupanya bukan kali ini saja MA memberangkatkan WNI ke Suriah.

Sebelumnya, dia mengaku sudah mengirimkan 10 orang WNI untuk berjihad disana. Satu orang diantaranya sudah tewas. "Namanya Fikrul Azril Salim, diberangkatkan pada 9 september kemarin, sudah mati sahid. Berperang dengan laskar ISIS," ucap Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Hingga Sabtu siang, polisi masih terus melakukan pemeriksaan intensif kepada enam WNI beserta promotornya ini. Belum ada dari mereka yang ditetapkan sebagai tersangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Pencuri Motor yang Sempat Diamuk Massa di Tebet Meninggal Dunia Usai Dirawat di RS

Megapolitan
Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Ratusan Personel Satpol PP dan Petugas Kebersihan Dikerahkan Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com