Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong Bangetlah Pak Ahok, Tak Usah Tambah Jalur Pelarangan Sepeda Motor"

Kompas.com - 09/01/2015, 13:05 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana perluasan larangan sepeda motor hingga Jalan Sudirman langsung ditolak mentah-mentah oleh pengendara sepeda motor. Mereka mengklaim, Pemprov DKI seakan menganggap dampak dari aturan ini dapat diatasi dengan mudah.

"Mereka menyuruh cari jalan alternatif-lah, apa-lah. Lu pikir gampang mutar jalan di Jakarta?" ujar salah seorang pengendara sepeda motor, Alexander, di Jakarta, Jumat (8/1/2015). Alexander mengatakan, selama sepeda motor dilarang melintas di Jalan MH Thamrin sampai Jalan Medan Merdeka Barat, dia sudah mengalami cukup kesulitan.

Kebutuhan bahan bakar sepeda motornya ikut meningkat karena ia menjadi sering berkendara jauh. Sementara itu, kemacetan tetap juga tidak bisa dihindari. Alexander tidak bisa membayangkan jika pelarangan itu berlaku sampai Jalan Sudirman.

Mencari jalan alternatif di Jakarta yang sesuai dengan ketersediaan waktu pengendara bukan perkara mudah. "Gue aja kalau enggak sengaja salah jalan mutarnya bisa jauh banget, apalagi ini, malah disengaja suruh putar jalan," ujar Alexander.

Pengendara lain, Yulia, juga mengaku kesulitan jika peraturan ini ditetapkan. Dia merasa heran kenapa pengendara sepeda motor sampai dilarang melintas di jalan protokol Ibu Kota. Bahkan, Yulia merasa haknya sudah dirampas.

"Emang kenapa sih motor enggak boleh lewat? Dosa pengendara motor apa? Kita kan warga Jakarta juga, tetapi malah enggak boleh pakai jalan," ujar Yulia. Hampir semua pengendara sepeda motor marah mendengar peraturan baru ini.

Mereka berharap Pemprov DKI meninjau ulang keputusan ini. Rangga, misalnya. Dia meminta kepada Pemprov DKI untuk tidak memperluas aturan pelarangan tersebut. Bahkan kalau perlu, pelarangan sepeda motor di Jalan MH Thamrin dan Jalan Medan Merdeka Barat ikut dihapus saja.

"Tolong bangetlah Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama), enggak usah ditambah (jalur pelarangan sepeda motor). Kasihan dong sama warganya," ujar Rangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com